Manokwari, Asatu Online – Ratusan alat berat berupa Excavator yang diduga sering beraktifitas di lokasi tambang emas ilegal berhamburan keluar dari lokasi tambang di daerah Kabupaten Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua.
Kaburnya Excavator itu terpantau pada Rabu (2/11) oleh Asatu Online sewaktu Excavator itu turun berentetan di lokasi Bendungan Prafi Distrik Prafi SP 9 Kabupaten Manokwari.
Nova Lumingkewas salah seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) warga Manokwari mempertanyakan apa alasan pihak Kepolisian tidak menangkap Ratusan alat berat yang terpantau berusaha kabur dari lokasi tambang ilegal tersebut.
“Saya heran dengan Kepolisian Daerah Papua Barat, terlihat jelas para penambang ilegal turun dari lokasi tambang bersama Ratusan Excavator, namun tidak ada yang di tangkap, ” kata Nova kepada awak media melaui via pesan WatsApp. Rabu, (2/11)
Menurut IRT yang suaminya masih ditahan oleh Polisi terkait kasus tambang ilegal ini, ada kebocoran informasi akan adanya razia dari pihak Polda Papua.
“Informasi penyisiran atau razia tambang dari Polisi diduga sudah dibocorkan duluan oleh oknum kepada Big Bos pengusaha tambang, sehingga semua Excavator dikeluarkan dari hutan dan nanti saat razia, tidak ada aktifitas tambang ilegal yang ditemukan,” ujar Nova.
Lanjut Nova, jika pihak Kepolisian benar – benar ingin menangkap pelaku ilegal mining mereka semua tinggal di SP 9 dan di sana bisa terlihat exavator yang terparkir, jangan cuma suaminya saya saja yang di tangkap.
“Sudah jelas hukum di wilayah Papua Barat tebang pilih, orang kecil yang kerja dengan manual untuk menghidupkan keluarga di tangkap, sedangkan Big Bos yang menggunakan alat berat tidak di tangkap, padahal terlihat sangat jelas Ratusan Excavator yang turun dari lokasi tambang karena informasi akan ada penyisiran, namun tidak ditangkap oleh Kepolisan, saya duga Big Bos tambang itu ada main mata dengan aparat kepolisian,” bebernya.
Sementara itu Kapolda Papua Barat Irjen Daniel Tahi Silitonga SH. M.A dan Kapolres Manokwari AKBP Parasian Herman Gultom belum memberikan tanggapannya , namun Asatu Online sudah mengirimkan pesan konfirmasi kepada Kapolda Papua dan Kapolres Manokwari sejak Rabu (2/11).