Ketapang, Asatu Online – Tim media menindak lanjuti pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh PT. Tesar Catur Nusa T.A/2022 sumber Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan pagu dana Rp.22.875.260.000 yang berlokasi di Kecamatan Sandai-Hulu Sungai Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR)/Bina Marga diduga kegiatan sudah melanggar ketentuan dan penggelapan pajak anggaran yang seharusnya tidak memakai tanah setempat yang quarry tanah diambil dari bukit kakar Desa Randau Jungkal serta mengikis bukit kiri kana jalan disekitar pelaksanaan proyek, quarry pasir dan batu diambil dari sungai setempat.
Sampai saat ini pelaksanaan kegiatan masih sedang berjalan, dan adanya dugaan quarry tidak mengantongi izin, serta sempat terjadi permasalahan dengan masyarakat setempat, selang beberapa hari tidak adanya kegiatan oleh pelaksana di lapangan.
H. Deneri selaku Kepala Dinas PUTR Ketapang di tempat untuk lakukan konfirmasi, namun sangat disayangkan H.Deneri selaku Kepala Dinas menyambut tim media dengan kesan yang tidak bersahabat tepat di ruangan terbuka dengan tidak propesional selaku penjabat negara yang seharusnya mengayomi, melayani serta menerima memperlakukan dengan baik namun malah sebaliknya.
“Tidak ingin nama saya disebut-sebut pada pemberitaan sebelumnya, kemudian ia tidak ingin terlalu berkomentar dan menjawab pertanyaan bahwa kewenangan menjawab ada bidang teknisnya kepada Kabid Bina Marga untuk menindak lanjuti,” cetusnya (10/8/22).
Sementa itu, H. Lalu selaku Kabid Bina Marga mengatakan, berkaitan masalah pasir yang diduga tak memiliki quarry tersebut sudah dilakukan uji lab serta dibeli sangat layak SE nya 0,86% dan untuk tanah laktrit yang diambil dari kiri kanan jalan dengan mengikis di sekitar lokasi kegiatan proyek itu digunakan bukan untuk penimbunan proyek.
“Namun untuk penimbunan jalan wisata lokal setempat untuk menuju ketepian sungai tanah penduduk yang meminta bantuan pelaksana di lapangan, namun jika demikian pekerjaan seperti yang sudah-sudah seperti di Kecamatan Tumbang Titi pada tahun lalu juga di lakukan hal yang sama apakah dengan alasan yang sama untuk pariwisata tanah setempat,” pungkasnya.
Berdasarkan pantauan tim media dan berdasarkan keterangan masyarakat setempat meskipun dari hasil konfirmasi yang diberikan oleh dinas terkait cenderung berbeda, namun dengan harapan agar terjaganya mutu infrastruktur jalan dengan dari berbagai kualitas pembangunannya agar lebih baik diawasi secara maksimal.
Dikarenakan anggaran milyaran yang begitu seharusnya tidak ada lagi masalah dan bisa memberikan kepuasan bagi masyarakat demi kepentingan bersama masyarakat perdalam tentu harus lebih diperhatikan, demi menunjang tingkat perekonomian masyarakat serta mempermudah akses jalan yang begitu sulit dengan jarak tempuh yang begitu jauh.
“Dengan jalan yang masih banyak rusak tentunya yang diinginkan masyarakat setiap pembangunan jalan setiap tahunnya diharapkan bertambah dan lebih baik, bukan malah yang diperbaiki jalan itu-itu saja dan belum lama dikerjakan sudah hancur kembali,” pungkasnya.