Erzaldi Rosman Ajak Stakeholder Bersinergi Atasi Krisis Air di Babel

Erzaldi Rosman calon Gubernur Babel (Foto : ist)

Pangkalpinang, Asatu Online – Sumber daya air merupakan kebutuhan vital bagi seluruh makhluk hidup. Selain perannya dalam memenuhi kebutuhan dasar, air juga menjadi kunci penting dalam menjaga ketahanan pangan, khususnya di tengah ancaman krisis air yang diperkirakan akan semakin signifikan di masa depan.

Dalam upaya mengantisipasi hal tersebut, Erzaldi Rosman, mantan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, menyerukan pentingnya sinergi antara seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama mencari solusi. Menurutnya, kolaborasi lintas sektor sangat diperlukan guna menghadapi tantangan ini.

“Kita ketahui potensi air sangat besar, tidak hanya sebagai sumber energi, tetapi juga untuk ketahanan pangan, dan transformasi menuju kemajuan ekonomi,” kata Erzaldi dalam pernyataannya pada Rabu (09/10/2024).

Erzaldi menambahkan, ada sejumlah kebijakan yang akan difokuskan dalam upaya mengantisipasi krisis air di Bangka Belitung. Kebijakan ini tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga strategis untuk jangka panjang.

Tujuh Langkah Strategis Atasi Krisis Air

Erzaldi memaparkan bahwa kebijakan utama yang diusulkan bertujuan untuk mempercepat pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang terkait dengan akses air bersih dan sanitasi layak. Kebijakan ini terdiri dari beberapa langkah strategis:

1. Integrasi Krisis Air dengan SDGs

Mengatasi krisis air harus menjadi bagian dari percepatan pencapaian SDGs, khususnya pada target terkait air bersih dan sanitasi.

2. Pemenuhan Hak Asasi Manusia

Pengelolaan air harus mengedepankan pemenuhan hak dasar manusia untuk mendapatkan akses terhadap air bersih yang layak.

3. Pengawasan dan Partisipasi Publik

Peran parlemen dalam pengawasan serta partisipasi aktif masyarakat sangat penting untuk memastikan kebijakan berjalan efektif dan tepat sasaran.

4. Kebijakan Inklusif

Proses perumusan kebijakan terkait air harus bersifat inklusif dengan melibatkan berbagai lapisan masyarakat.

5. Adaptasi Perubahan Iklim

Air harus menjadi elemen utama dalam strategi nasional untuk beradaptasi dengan perubahan iklim yang semakin nyata dampaknya.

6. Pembiayaan Inovatif

Mendorong munculnya mekanisme pembiayaan yang inovatif untuk mendukung tata kelola air yang berkelanjutan.

7. Optimalisasi Program PAMSIMAS

Meningkatkan pelaksanaan Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) guna memperluas akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi.

“Kebijakan ini sejalan dengan arahan pemerintah pusat dan bertujuan untuk mendukung percepatan pencapaian target SDGs terkait air bersih dan sanitasi,” tegas Erzaldi.

Ketersediaan Air dan Dampaknya Terhadap Kesehatan

Erzaldi juga menyoroti pentingnya akses terhadap air bersih dan sanitasi dalam mencegah masalah kesehatan. Dia menjelaskan bahwa salah satu indikator SDGs adalah ketersediaan air minum dan sanitasi yang memadai. Hal ini menjadi semakin mendesak mengingat data menunjukkan bahwa 73 persen kasus diare disebabkan oleh buruknya kualitas air minum serta rendahnya tingkat higienitas dan sanitasi.

Meski demikian, Erzaldi menyampaikan bahwa Kepulauan Bangka Belitung telah mencapai akses sanitasi yang layak sebesar 90 persen pada tahun 2019. Namun, ia menegaskan masih ada sejumlah tantangan yang perlu diatasi, terutama dalam hal pengelolaan air limbah dan peningkatan akses air bersih.

“Untuk itu, langkah-langkah yang perlu dilakukan meliputi peningkatan akses sanitasi air limbah domestik, peningkatan layanan penyediaan air bersih, serta optimalisasi program PAMSIMAS untuk pembangunan infrastruktur air minum dan sanitasi,” pungkas Erzaldi.

Laporan wartawan: Yani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *