Probolinggo, Asatu Online – Pengurus Besar Federasi Arung Jeram Indonesia (PB FAJI) menggelar Kejuaraan Nasional Arung Jeram 2022 pada 30 November – 4 Desember 2022 di Sungai Pekalen, Probolinggo, Jawa Timur.
Kejurnas ini akan diikuti oleh sedikitnya 41 tim dari 14 provinsi. Kejurnas ini akan menjadi bahan monitoring dan evaluasi kesiapan FAJI menyongsong Pekan Olah Raga Nasional (PON) Aceh – Sumatera Utara 2024 mendatang. Ini mengingat, arung jeram akan perdana dipertandingkan pada multieven olahraga terbesar di tanah air tersebut.
Arung jeram sendiri seharusnya dipertandingkan pada PON Papua 2020 lalu, berdasarkan hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) KONI Pusat di Hotel Bidakara pada April 2018 lalu. Tapi sayangnya gagal terlaksana mengingat ketidaksiapan Papua sebagai pelaksana.
“Karena ini bagian dari persiapan untuk menuju PON 2024, maka nomor-nomor perlombaan pun disamakan dengan kategori yang akan dipertandingkan di Aceh-Sumut nanti. Karena beranjak dari pengalaman di Papua, jadi kami ingin sukses penyelenggaraan di PON 2024 nanti yang kebetulan venuenya di Aceh. Jadi berdasarkan kesepakatan KONI dan PB PON disepakati di PON 2024 nanti akan memperebutkan 16 medali emas baik R4 maupun R6 putra dan putri,” kata Kabid Kompetisi PB FAJI, Jony Kurniawan, Selasa (29/11/2022).
Nomor-nomor yang akan diperlombakan pada Kejurnas kali ini yakni kelas R4 (empat pendayung) open putra dan putri untuk kategori youth (U-19), junior (U-23), open, serta kelas R4 eksibisi untuk kategori campuran. Ada empat nomor lomba yakni sprint, head to head, slalom, dan down river race.
“Kalau nomor sprint itu jarak pendek, kemudian head to head berpasangan sistem gugur. Di mana ada pelampung di sungai yang harus dilewati peserta. Slalom yakni melintasi gawang – gawang di sungai yang ditempatkan pada 200-300 meter. Ada gawang up stream (melawan arus) dan gawang down stream (searah aliran sungai). Lalu, terakhir nomor lomba down river race yakni marathon atau jarak jauh, dengan jarak tempuh 20-60 menit,” tambah Joni menjelaskan. Kategori R6 yang awalnya akan menjadi eksibisi di Kejurnas ini tidak jadi digelar.
Menurutnya baru tahun depan, pada Kejurnas berikutnya atau babak kualifikasi PON 2024 nanti akan diperlombakan.
Tahun lalu Kejurnas di Lampung, kategori R6 yang kami pertandingan. Jadi tiap tahun bergantian kategorinya, ini mengingat waktu juga,” imbuhnya.
Mengingat Kejurnas ini jadi bahan monitoring dan evaluasi untuk kesiapan PON, Pengurus Prov Aceh juga hadir memantau. Mereka mengirimkan timnya untuk melakukan supervisi dengan tugas memberikan masukan ke daerah nanti.
“Jadi Panpel sendiri, Aceh menyatakan siap mendukung baik sarana dan prasarana. Karena itu mereka mengirimkan timnya untuk melakukan supervisi untuk memberikan masukan nanti ke daerahnya tentang venue yang sesuai standar nasional itu yang seperti apa, lalu dari segi lomba seperti apa, kemudian dari segi keselamatan. Keselamatan ini kami garis bawahi, karena faktor alamnya sangat berpengaruh di cabor ini,” ungkap Joni.
Mengantisipasi faktor cuaca yang tidak menentu belakangan ini, menurutnya, pihaknya telah menetapkan jam perlombaan dari pukul 08.00 hingga paling lambat pukul 15.00 WIB menghindari hujan di sore hari. Lalu, pihak PB, bersama Pengprov FAJI Jatim, dan pengelola wisata arung jeram Sungai Pekal juga menempatkan pemantau di hulu sungai.
“Pemantau di hulu sungai ini sebagai warning sistem kami. Jika di hulu hujan, meski di tempat perlombaan tidak hujan dan ada indikasi air naik, maka kami akan berhentikan dulu perlombaan. Ini bagian dari antisipasi keselamatan atlet yang harus kami lakukan,” ucapnya.
Keselamatan atlet memang jadi penekanan penyelenggaraan Kejurnas. Ketua Umum PB FAJI F. Saud Tambatua saat memantau workshop penyegaran wasit di base camp bawah Songa, meminta agar wasit tidak terlalu memaksakan perlombaan berjalan bila kondisi alam tidak memungkinkan.
“Kalau hujan keliatannya cukup deras jangan dipaksakan. Lebih baik perlombaan dihentikan, dan bisa diulang hari lainnya nanti. Ini demi keselamatan atlet,” tegasnya.
Dia pun meminta agar ajang Kejurnas ini bisa dimanfaatkan untuk ajang kebersamaan. Mempererat hubungan antar sesama pengurus provinsi…(Wahyu)