Bangka Belitung, Asatu Online – Peluang untuk memasarkan produk fashion dari Kepulauan Bangka Belitung (Babel) di skala internasional semakin jelas terbuka. Kehadiran Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Budi Widihartanto untuk bersilaturahmi dengan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kepulauan Bangka Belitung yang sekaligus membagikan caranya untuk pemasaran tersebut.
“Kemarin kita sempat pasarkan produk kain namanya Karawo, khas Gorontalo ke New York dan Turki,” ungkapnya saat menemui Ketua Dekranasda Kepulauan Bangka Belitung, Melati Erzaldi di Rumah Dinas Gubernur Babel, Jumat (11/2/2022).
Tentu pengalaman Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo yang baru dilantik (18/1/2022) lalu menjadi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bangka Belitung, memberikan peluang. Dirinya pun mengungkapkan kesiapan untuk mendukung UMKM di Babel.
“Untuk di Kepulauan Bangka Belitung kami terus mengupayakan regenerasi produk, karena membuat Tenun Cual ini tidak mudah. Bisa berjam-jam duduk tidak kemana-mana. Anak-anak atau remaja terus kita edukasi. Karena sebelumnya, bisa dikatakan kain ini hampir punah,” jelas Ketua Dekranasda Melati.
Kepala Kantor Perwakilan Budi juga mengungkapkan keresahannya, dari awal kain Karawo tidak dikenal masyarakat hingga bisa dikenakan langsung oleh Ibu Negara Republik Indonesia.
“Perajin ini kita beri tahu, kadang paduan warna yang mereka pilih terlalu mencolok. Sehingga dari estetika kurang bisa diterima masyarakat,” ungkapnya.
Disampaikannya pula bahwa, dirinya terus berkonsultasi dengan berbagai pihak, termasuk konsultan pemasaran yang ada di New York mengenai produk kain Karawo yang kemudian disesuaikan dengan selera masyarakat luar negeri.
“Kalau kain di Babel, paduan warnanya saya rasa sudah bagus. Mencolok tapi nyambung. Untuk pemasaran kita bisa fasilitasi baik secara nasional dan internasional, karena kita sudah punya kantor perwakilan di New York. Tapi memang tidak mudah, ada tahapan yang harus terpenuhi,” tambahnya.
Pertama harus diperhatikan kebutuhan administratif pelaku usaha, lalu untuk produk diperhatikan pula bagaimana estetika produk, model, ukuran, dan pengemasannya. Kemudian dipastikan kembali, bahwa pelaku usaha mampu memenuhi kuantitas produk, karena ketika permintaan meningkat, pelaku usaha memenuhi kebutuhan pasar.
“Ada beberapa UMKM yang mungkin mampu memenuhi permintaan pasar ini,” jelas Ketua Dekranasda Melati.
Dari pengalaman tersebut, dengan sinergitas dan kerja sama, komitmen untuk memajukan UMKM Babel pasti dapat terwujud.
Pada kesempatan ini turut hadir pula Ibu Henny Widihartanto, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Babel yang sekaligus Ketua Harian Dekranasda Babel, Tarmin AB.