Sungailiat, asatuonline.id- Merasa dilecehkan oleh Kapal Isap Produksi (KIP) milik PT Timah Tbk yang beraktifitas sudah merambah kawasan nelayan, Ratusan nelayan menyerang beberapa KIP PT Timah yang sedang beraktifitas di Pantai Aik Antu Dusun Bedukang Desa Deniang Kecamatan Riau Silip Kabupaten Bangka, Senin (12/7).
Melihat hal itu, beberapa KIP PT Timah itu ada yang langsung kabur mengamankan diri dan ada juga KIP sempat diduduki oleh nelayan.
Menurut pengakuan salah Satu nelayan yang tidak menyebutkan namanya, tujuan mereka menyerang KIP PT Timah karena mereka sering melihat KIP PT Timah beraktifitas diwilayah nelayan sehingga hasil tangkapan Ikan nelayan menjadi berkurang.
” Ini sebagai bentuk protes kami sebagai nelayan dan kami menolak keberadaan KIP PT Timah di wilayah perairan nelayan kami,” ujarnya.
Pantauan dilapangan , terlihat sekitar 350 nelayan mengunakan puluhan perahu nelayan berangkat beramai – ramai dari Pantai Aik Antu menuju ketengah laut untuk mengusir KIP Citra Bangka Lestari milik PT Timah.
Kemudian nelayan itu menaiki KIP yang dijaga oleh anggota polisi dan anggota TNI AL. Sementara aparat kepolisian dari Polres Bangka dan Dirpolairud Polda Babel yang berada dilokasi berupaya menenangkan nelayan.
“Mana Bupati, Bapak Kapolda dan Gubernur, kami mau berkomunikasi dengan baik. Bapak Kapolres silahkan mundur, disini pak nelayan sini sekarang sudah sangat prihatin. Kenapa? Keluar dari sini (KIP) akan di sel juga. Lebih baik mati sekarang dari pada menderita,”ujar salah seorang nelayan.
“Kenapa kapal ini dibekengi anggota? Kita disini cuma nelayan mencari hidup. Kami cuma minta Tiga Pejabat ..Bupati, Gubernur dan Kapolda untuk segera datang kesini (KIP), kalau tidak datang tidak akan selesai. Pak Camat jangan cuma diam,”tegas nelayan.
“Kami butuh pertangungjawaban pemimpin – pemimpin di provinsi ini. Selama ini kami sudah datang kekantor tapi tidak ada tanggapan apa – apa, kami cukup bersabar, jadi kami sekarang mengundang mereka untuk hadir diatas kapal,”tambahnya.
Sementara Kapolres Bangka AKBP Widi Haryawan yang saat itu berada dilokasi mencoba untuk berdialog dengan para nelayan.
“Kami tadi sudah kasih tau rekan rekan, katanya suruh koordinasi sama yang didarat. Yang didarat sudah kami bawa kesini, tapi kalian seperti itu. Kita disini perwakilan dari aparat pemerintah,”ujar Widi.
“Aku tanya kamu maunya apa? Tadi sudah kita komonikasikan semuanya, sekarang dari PT Timah kita antar. Kita sudah mengajak saudara – saudara sekalian kalau memang mau ketemu sama pimpinan Gubernur, Kapolda dan Bupati silahkan datang kekantor,”terang Widi.
Mediasi antara nelayan dan aparat kepolisian tak kunjung menemukan titik terang. Bahkan nelayan yang sudah mulai hilang kesabaran kemudian menduduki KIP. Mereka rela menginap di kapal isap tersebut hingga tuntutan mereka bertemu Gubernur, Kapolda dan Bupati Bangka terpenuhi.
Menjelang sore hari iring – iringan mobil dinas polisi mulai berdatangan ke Pantai Aik Antu. Selang beberapa jam kemudian tepatnya pada pukul 20.00 WIB tampak belasan anggota TNI AL mengunakan mobil bus dan truk.
Hingga berita ini diturunkan aparat masih terlihat berjaga – jaga disekitar lokasi guna mengantisipasi hal – hal yang tidak diinginkan.
Sementara itu pihak Polres Bangka belum menanggapi konfirmasi yang dilayangkan oleh asatuonline.id, pesan konfirmasi sudah dikirim melalui Kabag Ops Polres Bangka Kompol Ricky Dwiraya Putra.
Terkait kejadian tersebut Selasa (13/07/21) Serikat Pekerja PT Timah Tbk yakni Ikatan Karyawan Timah (IKT) yang dipimpin oleh Fauzi Trisana selaku Ketua Umum sangat menyayangkan dan mengecam aksi anarkis tersebut.
Perbuatan-perbuatan yang dilakukan sudah melanggar hukum dan IKT sangat mendukung dan mendorong manajemen PT Timah Tbk untuk melakukan upaya hukum atas tindakan-tindakan kriminal itu.
Fauzi Trisana dalam hal ini menyatakan bahwa penyandaraan KIP dan melakukan penganiayaan terhadap ABK KIP merupakan tindakan kriminal yang tidak dapat ditolelir dan terpantau masa melakukan penjarahan dengan membuang bijih timah hasil produksi KIP Citra Bangka Lestari kelaut.
Maka dari itu kata Fauzi,IKT meminta dan mendukung manajemen untuk melakukan proses hukum terhadap siapa saja yang terlibat dan dalam aksi yang dilakukan dan juga sudah melanggar prokes Covid-19.
“Kami tidak diam, kami IKT yang beranggotakan 4000- an Karyawan PT TIMAH Tbk siap mengawal perusahaan dan aset-aset perusahaan kami, apalagi melakukan tindakan yang tidak terpuji berupa perbuatan anarkis, pengerusakan dan penganiayaan,” tegasnya..(**)