Dr. Ma’mun Murod Jabat Rektor UMJ periode 2021-2025

  • Bagikan

Jakarta, Asatuonline.id – Dr. Ma’mun Murod, M.Si secara resmi dilantik menjadi Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) untuk periode 2021-2025 pada 25 Mei 2021 pukul 13.00 WIB di Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMJ.

Pelantikan Rektor UMJ itu dilaksanakan sesuai Keputusan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Nomor 1230/KEP/I.0/D2021 tentang Pengangkatan Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Dr. Ma’mun Murod yang sebelumnya menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMJ dilantik menjadi Rektor UMJ oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Dr. H. Anwar Abbas, MM., M.Ag.

Dr. Ma’mun Murod yang terpilih menjadi rektor, menggantikan Dr. Endang Sulastri, M.Si selaku Pejabat (Pj) Rektor UMJ itu dalam sambutan pertamanya sebagai Rektor UMJ mengutip pidato politik Abu Bakar As-Siddiq saat dibaiat sebagai Khalifah di Tsaqifah Bani Saidah.

Ketika itu Abu Bakar menyatakan bahwa jika pemimpin telah dipilih, maka dia perlu didukung karena melihat kebaikan dan kejujurannya. Tapi jika berbuat salah, maka dia harus diluruskan.

Pelantikan rektor UMJ itu sendiri dilaksanakan secara hybrid dengan perpaduan daring dan luring serta dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Pada kesempatan itu Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. H.Haedar Nashir, M.Si hadir secara daring.

Sementara itu Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed selaku Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) UMJ sekaligus Sekretaris Umum PP Muhammadiyah hadir secara luring bersama Ketua MPR Bambang Soesatyo, Wakil Ketua MPR Zulkifli Hasan, Menko Polhukam Prof. Dr. Mahfud MD, dan Walikota Tangsel Benyamin Davnie, sedangkan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid turut menyaksikan pelantikan secara daring.

Setelah prosesi pelantikan, Menkopolhukam Prof. Dr. Mahfud MD dalam kata sambutannya menyampaikan pesan dan amanah terkait fenomena yang sedang terjadi di Indonesia, khususnya tentang korupsi yang merajalela serta tanggung jawab lembaga pendidikan yang menghasilkan lulusan yang tidak korup.

“Universitas sekarang seolah-olah menjadi terdakwa utama dalam kerumitan di Indonesia. Korupsi itu sekarang vertikal, dari atas-bawah. Maka, menjadi pertanyaanlah bagaimana ‘kerja’ perguruan tinggi agar melahirkan lulusan yang tidak korup,” katanya.

Senada dengan pernyataan Menkopolhukam, Ketua MPR Bambang Soesatyo menyatakan bahwa tantangan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia sangat kompleks, mulai dari tantangan terkait pertahanan keamanan, ekonomi serta politik dan demokrasi. Dia berharap UMJ dapat berkontribusi untuk melakukan kajian di beberapa bidang tersebut.

Sementara itu Ketua Umum PP Muhamadiyah Prof. Dr. H. Haedar Nashir memberikan sambutan sekaligus pesan penting kepada Rektor UMJ yang baru dengan menegaskan bahwa amanah harus dijaga dengan sebaik-baiknya, terlebih kepada mereka yang memberi amanah.

Ia juga menyatakan, UMJ sebagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) tertua harus bisa bersanding dengan PTM lain yang sudah memiliki rekognisi nasional dan internasional seperti Universitas Muhammadiyah (UM) Malang, UM Yogyakarta, dan UM Surakarta.

“Oleh karena itu UMJ secara spesifik harus menjadi ‘center of excellence’ sekaligus menjadi pilar umat untuk mendorong kemajuan bangsa,“ katanya pada pelantikan Rektor UMJ Dr. Ma’mun Murod itu.

Dr. Ma’mun Murod sendiri lahir di Brebes pada13 Juni 1973. Dia menempuh pendidikan S1 di FISIP Universitas Muhammadiyah Malang (1995), Magister di Program Ilmu Politik Pascasarjana Universitas Airlangga (1999), dan Program Doktor Ilmu Politik Universitas Indonesia (2016). Sejak tahun 2000, Ma’mun menjadi dosen tetap di FISIP UMJ dengan jabatan terakhir sebagai Dekan FISIP UMJ (2020).

Sejak duduk di bangku kuliah S1, ayah tiga anak ini aktif berorganisasi, antara lain sebagai Direktur Lembaga Studi Ekonomi Politik dan Agama (LSEPA) Surabaya, Wakil Ketua Komisi Kerukunan Antar Umat Beragama (KAUB) MUI Pusat, dan Ketua Departemen Organisasi dan Kewilayahan DPP Dewan Masjid Indonesia (DMI).

Suami dari Hikmah Maemy Pramesti ini produktif menulis di media massa berupa tulisan opini serta banyak menulis buku sebagai hasil pemikiran dan penelitian yang dilakukannya.

Buku yang telah diterbitkan diantaranya: Becoming Muhammadiyah: Autobiografi Gerakan Kaum Islam Berkemajuan (2016); Politik Perda Syariat: Dialektika Islam dan Pancasila di Indonesia (2017); Takziah Muhammadiyah untuk KH. A. Hasyim Muzadi (2017); Mengenang Sang Guru Politik Profesor Bahtiar Effendy (2020); dan Hidup Itu Berjuang: Kasman Singodimedjo 116 Tahun (2020)..(Aat)

Loading

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *