Babel  

Skandal Rekrutmen Honorer Pol PP Bangka, Toni Marza Diperiksa Kejaksaan

Caption : Ilustrasi korupsi

Bangka, Asatu Online – Aroma busuk dugaan korupsi dan pungutan liar (pungli) dalam rekrutmen tenaga honorer Satpol PP Kabupaten Bangka tahun 2023 semakin menyengat. Skandal ini menyeret nama Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah Bangka, Toni Marza, yang ternyata pernah diperiksa oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Bangka.

Kasus ini kini berada di meja penyidik dan masih dalam tahap penyelidikan. Dugaan utamanya: pelamar honorer diminta menyetor sejumlah uang agar diloloskan sebagai tenaga kontrak di instansi penegak perda tersebut. Jumlah pungutan diduga bervariasi, bahkan mencapai jutaan rupiah.

Kepala Seksi Intelijen Kejari Bangka, Oslan Pardede, membenarkan bahwa pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk pejabat utama di lingkungan Satpol PP. Salah satu yang dimintai keterangan adalah Toni Marza, yang saat itu menjabat sebagai Kasatpol PP.

“Benar, kami telah memeriksa beberapa saksi dalam kasus ini. Kasus dalam tahap penyelidikan,” tegas Oslan kepada Asatu Online, Jumat (11/4/2025).

Kepada wartawan, Toni Marza mengaku tidak tahu-menahu soal kasus tersebut. Namun, ia membenarkan bahwa dirinya pernah dipanggil Kejaksaan untuk dimintai keterangan. Anehnya, Toni tampak menghindar saat ditanya lebih dalam.

“Waalaikum salam, nah saya kurang mengetahui. Saya cuma diminta keterangan, kelanjutannya tidak tahu,” ujar Toni singkat, seolah enggan bicara banyak.

Saat ditanya apakah ia memenuhi panggilan jaksa, Toni menjawab, “Datang lah… kita harus hormati hukum. Tanya saja ke kejari langsung, saya sudah lupa,” kata Toni Marza.

Pernyataan Toni yang tak menjelaskan secara gamblang justru memunculkan tanda tanya besar. Di tengah tuntutan transparansi, sikap tertutup seperti ini justru memperkuat dugaan adanya upaya pengaburan fakta.

Skandal ini menjadi pukulan keras bagi citra Pemkab Bangka. Bagaimana tidak, praktik jual beli jabatan dalam rekrutmen honorer mencoreng kredibilitas birokrasi, apalagi jika aktor utamanya adalah pejabat penting di Kabupaten Bangka.

Masyarakat mendesak kejaksaan agar tak setengah hati menuntaskan kasus ini. Harapan publik hanya satu: usut tuntas siapa pun yang terlibat, tak peduli pangkat atau jabatan.

Hingga kini, Kejari Bangka belum menetapkan tersangka. Namun pihak kejaksaan memastikan penyelidikan akan terus berlanjut dan semua pihak yang terlibat bakal dimintai pertanggungjawaban. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *