Babel  

Simpul Babel Kecam Pemukulan Imam Masjid Agung Sungailiat oleh Oknum DPRD Bangka: Arogansi yang Mencoreng Lembaga  

Caption : Oknum Anggota DPRD Kab. Bangka, Yus Rizal. (Foto : Babelfakta)

Bangka, Asatu Online – Insiden pemukulan terhadap Ustad Satera, Imam Masjid Agung Sungailiat oleh Yus Rizal seorang oknum anggota DPRD Kabupaten Bangka menuai kecaman keras dari berbagai pihak. Ketua Simpul Babel, Ujang Supriyanto, menilai tindakan tersebut tidak hanya mencoreng nama baik pelaku, tetapi juga merusak citra wakil rakyat di mata masyarakat.

“Apapun alasan dan latar belakangnya, tindakan kekerasan di dalam rumah ibadah adalah perbuatan yang sangat tidak pantas. Sebagai wakil rakyat, seharusnya oknum ini menjadi teladan, bukan justru menunjukkan arogansi,” tegas Ujang, Jumat (28/3/2025).

Ia menekankan bahwa setiap perselisihan seharusnya diselesaikan dengan kepala dingin dan sesuai jalur hukum yang berlaku. “Masalah apapun harus diselesaikan dengan musyawarah atau hukum yang ada, bukan dengan tindakan kekerasan yang justru memperburuk situasi,” tambahnya.

BK DPRD Bangka Wajib Bertindak, Jangan Lindungi Oknum Arogan

Simpul Babel mendesak Badan Kehormatan (BK) DPRD Kabupaten Bangka segera mengambil langkah tegas dengan memanggil dan memeriksa oknum anggota dewan yang terlibat. Hasil pemeriksaan juga harus diumumkan kepada publik sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas lembaga legislatif.

“Jika BK DPRD Bangka tidak mengambil tindakan, maka rakyat akan menilai bahwa lembaga ini hanya melindungi anggotanya yang bersikap arogan. Ini berbahaya bagi kredibilitas DPRD sebagai representasi masyarakat,” ujar Ujang dengan nada tegas.

Selain itu, Simpul Babel juga mendorong kedua belah pihak untuk menempuh jalur mediasi dan hukum jika ditemukan indikasi tindak pidana atau pelanggaran perdata.

Mencederai Kesucian Ramadan

Kejadian ini semakin disesalkan karena terjadi di penghujung bulan Ramadan, momen yang seharusnya menjadi ajang untuk meningkatkan ketakwaan dan mempererat silaturahmi.

“Peristiwa ini bukan hanya persoalan hukum, tetapi juga menyentuh aspek moral dan etika. Kekerasan, apalagi di tempat ibadah, sangat bertentangan dengan nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan,” tutup Ujang.

Hingga berita ini diterbitkan, DPRD Kabupaten Bangka belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden tersebut. Publik kini menunggu langkah konkret dari pihak berwenang untuk menindaklanjuti kasus ini dan memastikan tidak ada penyalahgunaan kekuasaan oleh oknum pejabat. [**]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *