Para korban penipuan saat mendatangi kantor cabang Astra Daihatsu Banda Aceh (Foto : Istimewa)
Banda Aceh, Asatu Online – Sebanyak 18 orang korban penipuan mendatangi kantor cabang Astra Daihatsu di Kota Banda Aceh pada Rabu (4/2/2025). Mereka menuntut pertanggungjawaban perusahaan atas dugaan penipuan yang dilakukan oleh Ricky Alfaiz Irmanda Ujung, Supervisor Sales Astra Daihatsu Subulussalam Cabang Banda Aceh. Total kerugian yang mereka alami diperkirakan mencapai Rp1,8 miliar.
Para korban datang dari Aceh Singkil dengan penuh harapan bahwa pihak perusahaan akan memberikan solusi. Namun, mereka justru merasa kecewa karena perusahaan tidak mau bertanggung jawab atas kasus ini. Pihak manajemen yang menemui mereka, yakni Lukman selaku Supervisor Sales, tidak memberikan kepastian terkait penyelesaian masalah yang dihadapi para korban.
Syahril, S.E., selaku perwakilan korban, mengungkapkan kekecewaannya terhadap sikap perusahaan yang terkesan lepas tangan. Menurutnya, meskipun tindakan penipuan dilakukan oleh oknum sales, Astra Daihatsu tetap harus ikut bertanggung jawab karena Ricky adalah bagian dari perusahaan tersebut. Ia juga menegaskan bahwa mereka akan menempuh jalur hukum demi mendapatkan keadilan.
“Kami sudah datang jauh-jauh dari Aceh Singkil untuk meminta kejelasan. Namun, hasil dialog dengan perusahaan tidak memberikan solusi. Kami akan terus berjuang dan membawa kasus ini ke ranah hukum,” ujar Syahril kepada Asatu Online.
Saat dikonfirmasi oleh Asatu Online, Lukman tidak bersedia memberikan jawaban saat itu. Ia hanya meminta nomor kontak media dan berjanji akan menghubungi dalam dua hari ke depan. Namun, hingga berita ini diturunkan, janji tersebut belum dipenuhi, semakin menambah kekecewaan para korban.
Di sisi lain, beberapa pemilik showroom di kawasan Batoh serta sejumlah sales yang enggan disebutkan namanya juga mengungkapkan kekecewaan mereka. Mereka menilai bahwa lemahnya pengawasan dari manajemen Astra Daihatsu membuka celah bagi praktik penipuan oleh oknum sales.
“Kejadian ini sangat mencoreng citra sales otomotif. Tidak semua sales berbuat curang, tapi akibat satu orang, kepercayaan masyarakat bisa hilang. Kami berharap kepolisian segera menangkap pelaku agar profesi ini tidak semakin dipandang negatif,” ujar salah satu pemilik showroom.
Kasus ini juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat luas, terutama calon pembeli kendaraan. Kepercayaan terhadap sales dan perusahaan otomotif dapat menurun drastis jika tidak ada tindakan tegas terhadap pelaku penipuan. Oleh karena itu, pihak kepolisian diharapkan segera mengusut kasus ini secara tuntas.
Para korban berharap bahwa keadilan dapat ditegakkan dan hak mereka bisa kembali. Mereka juga mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dalam bertransaksi, terutama dalam pembelian kendaraan, agar tidak mengalami nasib serupa. (Marwan)