Sungailiat, Asatu Online – Sebanyak 50 Relawan Inti Forum Daerah Aliran Sungai (FORDAS) Kepulauan Bangka Belitung resmi dilantik dan dikukuhkan pada 30 November 2024 di kawasan Kolong Apat, Hutan Kota, Sungailiat, Bangka. Relawan yang berasal dari perwakilan berbagai komunitas peduli lingkungan ini mendapatkan pembekalan fisik, mental, dan pengetahuan tentang pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai bagian dari strategi pemulihan lingkungan.
Rangkaian kegiatan pengukuhan dimulai sejak 29 November, meliputi pendidikan lingkungan dan pelatihan fisik hingga kegiatan penanaman 1.500 bibit pohon di Hutan Kemasyarakatan (HKM) Pantai Takari. Dalam orasi pengukuhannya, Ketua FORDAS Bangka Belitung, Fadillah Sabri, menyampaikan lima prinsip utama yang harus dimiliki oleh relawan lingkungan, yaitu kemampuan untuk mengajak, menghimbau, membersamai, memotivasi, dan menginspirasi. Ia juga mengingatkan moto relawan FORDAS, “Sebelum patah sudah tumbuh, sebelum hilang sudah berganti.”
Pengukuhan ini juga menjadi ajang untuk menyoroti masalah kerusakan lingkungan DAS, yang kerap menyebabkan banjir di kawasan pemukiman warga. Salah satu relawan, Sunari, berbagi cerita tentang dampak aktivitas tambang timah ilegal di kampungnya. “Lingkungan sekitar DAS di kampung saya sering banjir karena aktivitas penambangan timah ilegal yang hingga kini belum dihentikan dengan solusi tepat,” ujarnya.
Sunari juga menekankan pentingnya edukasi tentang kebijakan hukum terkait kerusakan lingkungan. “Kami para relawan perlu memahami peraturan hukum, regulasi, dan cara bernegosiasi dengan masyarakat yang menambang secara ilegal agar DAS tetap terjaga,” tambahnya.
Arinda, Koordinator Pembentukan Relawan Inti FORDAS, menjelaskan bahwa 50 relawan ini dipilih dari lebih dari 1.000 relawan FORDAS yang ada. Mereka akan menjalani pendidikan selama tiga tahun dengan fokus pada lingkungan hidup, kehutanan, dan pengelolaan DAS. “Karakter, kondisi fisik, dan mental relawan harus dibentuk dengan baik agar mereka siap ditugaskan ke berbagai daerah,” kata Arinda.
Sebelum pengukuhan, para relawan inti mengikuti kegiatan Ngupi dan Bekisah, yang menghadirkan narasumber inspiratif seperti Nuha dan Fahmi. Acara bertema Generasi Muda dan Pelestarian Alam ini membahas berbagai ide penting, termasuk rencana rutin menggelar kegiatan tersebut setiap bulan, pembinaan relawan, serta kolaborasi dengan sekolah dan media sosial.
Sebagai penutup rangkaian kegiatan, 1.500 bibit pohon berhasil ditanam di kawasan HKM Pantai Takari bersama para tamu undangan dari berbagai sektor. Penanaman ini diharapkan menjadi langkah awal pemulihan DAS dan pencegahan banjir.
FORDAS BABEL berharap kegiatan ini dapat memotivasi generasi muda untuk berperan aktif dalam pelestarian lingkungan serta memperkuat jejaring relawan yang berdaya hingga 2027.
(Anggun)