Bogor, Asatu Online– Insiden dugaan tindakan tidak profesional yang dilakukan oleh sekelompok debt collector dari sebuah perusahaan pembiayaan di Kota Wisata Cileungsi, Bogor, menuai sorotan publik. Peristiwa ini melibatkan dugaan perampasan unit kendaraan dan kekerasan terhadap seorang pengacara.
Bona Wahyunta Afriandy, seorang pengacara yang mengaku menjadi korban dugaan kekerasan, melalui kuasa hukumnya telah melaporkan kejadian ini ke Polsek Gunung Putri dengan nomor laporan polisi STPL/01007/B/XI/2024/SPKT/Polsek Gn. Putri/Polres Bogor, tertanggal 16 November 2024.
Selain itu, PT Bintang Makmur Logistik (BML), sebagai pemilik kendaraan, juga melaporkan dugaan perampasan unit ke Polres Bogor melalui kuasa hukumnya, Antony Silaban, dengan nomor laporan STTPL/B/2180/XI/2024/SPKT/Rest.Bogor/Polda Jabar, tertanggal 26 November 2024.
Menurut kuasa hukum PT BML, kejadian tersebut terjadi pada Jumat, 15 November 2024, sekitar pukul 19.30 WIB, di depan kantor salah satu perusahaan pembiayaan di Ruko Medison, Kota Wisata Cileungsi. Peristiwa bermula saat Bona Wahyunta berada di lokasi untuk menyelesaikan masalah terkait penahanan satu unit kendaraan milik PT BML.
Bona sempat memperkenalkan dirinya sebagai advokat dan menunjukkan kartu identitas profesinya. Namun, menurut kuasa hukumnya, terjadi perdebatan yang memanas di lokasi, dan situasi berujung pada dugaan tindakan tidak pantas terhadap Bona.
Kuasa hukum Antony Silaban mengungkapkan bahwa Bona diduga mengalami tindakan fisik yang menyebabkan cedera. Akibat kejadian tersebut, Bona kini harus menjalani perawatan untuk memulihkan kondisi fisiknya.
Selain itu, unit kendaraan yang menjadi objek sengketa diduga diambil secara sepihak. Kuasa hukum PT BML menyesalkan tindakan ini dan berharap ada penyelesaian yang adil serta profesional.
“Kami meminta kepolisian segera menindaklanjuti laporan ini secara adil dan sesuai hukum yang berlaku,” ujar Antony. (Budi)
