Penandatanganan perjanjian kerja sama dihadiri oleh Kepala Lapas Kelas I Tangerang, Fikri Jaya Soebing. Foto: Istimewa.
Tangerang, Asatu Online – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tangerang resmi menjalin kerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) Kota Tangerang untuk memperkuat program pembinaan kepribadian, terutama dalam bidang kerohanian agama bagi warga binaan. Penandatanganan perjanjian kerja sama ini berlangsung pada Senin, (18/11/2024) di kantor Kemenag Kota Tangerang.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Lapas Kelas I Tangerang, Fikri Jaya Soebing, yang didampingi pejabat struktural, serta Kepala Kantor Kemenag Kota Tangerang.
Kerja sama ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kerohanian yang lebih optimal kepada warga binaan. Sinergi antara Lapas Kelas I Tangerang dan Kemenag Kota Tangerang diharapkan mampu menciptakan program pembinaan yang terstruktur dan efektif, sehingga warga binaan mendapatkan bimbingan spiritual yang memadai.
Melalui kerja sama ini, diharapkan warga binaan dapat memperbaiki diri, menemukan jati diri, dan siap kembali ke masyarakat sebagai individu yang lebih baik. Pembinaan berbasis spiritual ini diharapkan juga menjadi bekal bagi mereka untuk menjalani kehidupan yang produktif dan taat hukum setelah bebas.
Kepala Lapas Kelas I Tangerang, Fikri Jaya Soebing, menyatakan bahwa kerja sama ini adalah langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pembinaan di dalam lapas.
“Kerja sama ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pembinaan warga binaan pemasyarakatan. Kami berharap melalui program-program keagamaan yang akan dilaksanakan, warga binaan Lapas Kelas I Tangerang dapat menemukan kembali jati diri mereka dan memiliki bekal yang cukup untuk menjalani kehidupan yang lebih baik setelah bebas. Dengan bimbingan spiritual yang memadai, mereka diharapkan dapat menjadi anggota masyarakat yang produktif dan taat hukum,” ujarnya.
Kerja sama ini menjadi salah satu bentuk komitmen Lapas Kelas I Tangerang dan Kemenag Kota Tangerang dalam menciptakan lingkungan pembinaan yang kondusif. Dengan pendekatan spiritual, warga binaan tidak hanya diajarkan tentang nilai-nilai agama, tetapi juga dipersiapkan untuk mampu mengintegrasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang nyata, baik bagi warga binaan maupun masyarakat luas, dengan menciptakan individu-individu yang lebih baik dan siap berkontribusi secara positif di tengah masyarakat. (Mus)
