Kerja Sama Strategis Rosman Djohan Institute dengan Taiwan: Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi dan Pendidikan Babel

Pangkalpinang, Asatu Online – Kerja sama antara Rosman Djohan Institute dengan pemerintah Taiwan di sektor pendidikan kini semakin berkembang dan berdampak signifikan pada sektor lain di Bangka Belitung (Babel).

Ketua Rosman Djohan Institute, Erzaldi Rosman Djohan, menyampaikan bahwa kolaborasi ini tak hanya berfokus pada pendidikan, tetapi juga menyentuh sektor perikanan, tambang, peternakan, dan energi terbarukan.

Menurut Erzaldi, saat ini sejumlah sektor sudah memasuki tahap negosiasi, termasuk di antaranya pengembangan tambak udang dan panel surya terintegrasi di Pulau Bangka, eksplorasi tambang silika di Belitung, serta pengembangan peternakan ayam petelur untuk mendukung program pemerintah “Makan Siang Bergizi dan Gratis” bagi pelajar.

Selain itu, Taiwan juga berencana memberikan beasiswa pendidikan sebagai bagian dari peningkatan kualitas sumber daya manusia di Babel.

Langkah konkret untuk kerja sama ini sudah dimulai melalui survei lapangan yang dilakukan oleh delegasi Taiwan di Bangka dan Belitung pada 15-19 Oktober 2024. Selama kunjungan tersebut, para investor Taiwan didampingi langsung oleh Erzaldi dan tim Rosman Djohan Institute, yaitu Nardi dan Dhimas, untuk melihat potensi-potensi yang ada di Babel.

“Para investor Taiwan sangat mengapresiasi peluang kerja sama ini dan sudah membuat langkah-langkah konkret. Saat ini, kami tengah mem-follow-up persiapan yang diperlukan,” ungkap Erzaldi pada Senin (28/10/2024).

Erzaldi optimis bahwa kerja sama ini akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Babel, terutama dalam membuka lapangan kerja baru.

“Dengan semua yang sudah kami rencanakan, Babel akan mengalami lonjakan ekonomi. Bayangkan kontribusi yang akan hadir dari pendidikan, perikanan, dan peternakan yang sudah memasuki tahap survei,” ujarnya.

Di sektor perikanan, pengembangan tambak udang terintegrasi dengan teknologi panel surya diproyeksikan akan meningkatkan produksi udang sekaligus mengurangi ketergantungan pada energi konvensional. Dengan adanya panel surya, tambak udang ini tidak hanya akan hemat energi tetapi juga ramah lingkungan, selaras dengan visi pembangunan berkelanjutan di Bangka Belitung.

“Teknologi energi terbarukan ini akan membantu meningkatkan produksi secara berkelanjutan dan ramah lingkungan,” tambah Erzaldi.

Selain itu, tambang silika di Belitung menjadi fokus utama dalam kolaborasi ini. Dengan cadangan silika yang melimpah, Belitung diharapkan bisa menjadi pusat produksi bahan baku industri teknologi dan elektronik. Taiwan, sebagai salah satu negara maju di bidang teknologi, melihat potensi besar di sektor ini.

“Silika adalah bahan baku utama dalam berbagai industri elektronik. Dengan kerja sama ini, kita bisa menjadikan Belitung sebagai pusat industri yang berstandar internasional,” jelas Erzaldi.

Di sektor peternakan, pengembangan usaha ayam petelur akan berfokus pada program ketahanan pangan yang berkelanjutan. Hal ini juga menjadi bagian dari upaya mendukung program nasional

“Makan Siang Bergizi dan Gratis” bagi pelajar sekolah dasar. “Ketahanan pangan adalah isu strategis, dan program ini memberikan dampak langsung pada kesehatan dan gizi anak-anak di Babel,” ujarnya.

Tak hanya itu, kolaborasi ini juga membuka peluang untuk transfer teknologi dan pengetahuan. Taiwan memiliki pengalaman dan teknologi yang lebih maju dalam mengelola industri peternakan, tambang, dan energi, yang diharapkan dapat diterapkan di Babel untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Erzaldi berharap pengetahuan yang diperoleh dari Taiwan akan memperkuat kemampuan Babel dalam menghadapi tantangan industri global.

Erzaldi juga menambahkan bahwa peluang kerja sama tidak hanya terbatas pada Taiwan. Beberapa negara lain, seperti Jerman, juga tertarik untuk berinvestasi di Bangka Belitung, terutama dalam bidang energi terbarukan dan teknologi.

“Kerja sama dengan Taiwan adalah langkah awal. Ke depan, kami membuka peluang kolaborasi dengan negara-negara lain yang menguntungkan bagi Babel,” ungkapnya.

Dia menilai bahwa kerja sama internasional ini sangat penting untuk membentuk ekosistem ekonomi yang lebih kuat dan mandiri di Babel.

Dengan memanfaatkan potensi lokal yang optimal, Babel diharapkan bisa menjadi kawasan yang kompetitif di tingkat nasional bahkan global. Erzaldi yakin bahwa Babel memiliki daya tarik investasi yang besar jika potensi ini terus dikembangkan.

Erzaldi juga meminta dukungan doa dari seluruh masyarakat Babel agar kerja sama ini berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat besar bagi ekonomi, pendidikan, serta kesejahteraan umum.

“Minta doa dan dukungan dari masyarakat agar semua program ini mendapat kelancaran serta keberkahan dari Allah SWT,” ujarnya.

Menurut Erzaldi, proyek-proyek ini akan menjadi langkah besar dalam menciptakan keseimbangan ekonomi di Babel. Dengan investasi yang masuk ke berbagai sektor, dari pendidikan hingga peternakan, ia berharap Babel akan mampu memperkuat perekonomian daerah dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan dampak langsung pada masyarakat Babel, baik dari segi lapangan pekerjaan maupun kesejahteraan sosial. Erzaldi yakin bahwa dengan adanya kolaborasi ini, Babel bisa menjadi kawasan yang lebih sejahtera dan mandiri secara ekonomi.

Melalui berbagai inisiatif ini, Bangka Belitung berpotensi menjadi wilayah yang berkembang pesat, mengurangi ketergantungan pada sektor pertambangan timah yang selama ini mendominasi.

Erzaldi berharap Babel dapat menjadi pionir dalam diversifikasi ekonomi berbasis pada sektor-sektor strategis yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Dengan semangat optimisme dan inovasi, Erzaldi menutup dengan harapan bahwa kolaborasi yang terjalin akan memberikan dampak jangka panjang bagi Bangka Belitung, baik dari segi ekonomi, pendidikan, hingga kesejahteraan masyarakat.

“Mari kita bangun Babel yang lebih maju dan berdaya saing tinggi di era global ini,” pungkasnya. (A1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *