Ketapang, Asatuonline – Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT-RI) ke-79, Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Ketapang mengadakan kegiatan bhakti sosial berupa donor darah. Kegiatan ini dilaksanakan serentak di seluruh Kalimantan Barat. Antonius, Kepala BPN Kabupaten Ketapang, menyampaikan bahwa kegiatan donor darah ini merupakan bagian dari rangkaian acara menjelang 17 Agustus.
“Donor darah ini adalah salah satu wujud bhakti kami terhadap bangsa dan negara. Ini adalah cara kita untuk berbagi dan menyumbangkan darah bagi saudara-saudara yang membutuhkan,” ujar Antonius saat ditemui di sela-sela kegiatannya pada Selasa, 13 Agustus 2024.
Kegiatan donor darah ini berlangsung di Kantor BPN Kabupaten Ketapang, dengan para pendonor berasal dari seluruh karyawan kantor tersebut. Antonius berharap agar kegiatan semacam ini bisa dilakukan secara berkesinambungan. “Semoga kita bisa melaksanakan kegiatan ini secara berkesinambungan, terutama pada momen-momen tertentu. Saya berpandangan bahwa kegiatan ini sangat baik, mulia, dan bermanfaat bagi kesehatan kita, serta tentunya sangat membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan,” tambahnya.
Saat disinggung mengenai kepemimpinannya selama 1 tahun 6 bulan sebagai Kepala BPN Kabupaten Ketapang, Antonius mengakui masih banyak tantangan yang harus dihadapi, terutama terkait masalah keagrariaan. Salah satu masalah yang sering muncul adalah tumpang tindih sertifikat, baik antara sertifikat dengan sertifikat, sertifikat dengan SKT, sengketa batas kepemilikan lahan, dan berbagai persoalan lainnya yang mungkin belum terselesaikan sejak sebelum ia bertugas.
“Harapan saya, kehadiran saya di Ketapang bisa membantu mencari solusi untuk masalah-masalah tersebut, sehingga ke depannya, tata kelola administrasi pertanahan di Kabupaten Ketapang bisa menjadi lebih baik. Namun, langkah-langkah ini tidak bisa kami lakukan sendiri. Kami perlu berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan terkait untuk mendukung dan bersama-sama menyelesaikan persoalan pertanahan di Kabupaten Ketapang. Harapannya, di masa depan, tidak ada lagi masalah-masalah pertanahan yang terjadi di sini. Meskipun rumit, kami akan berupaya sebaik mungkin untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah yang ada di masyarakat,” pungkas Antonius. (Dedi)