Caption : Ilustrasi
Bangka, Asatu Online – Kontroversi terkait pembebasan lahan untuk SMA Negeri 2 Sungailiat di Kabupaten Bangka, tepatnya di Kelurahan Sinar Jaya, Kecamatan Sungailiat, masih menjadi sorotan.
Informasi terbaru mengindikasikan bahwa nilai pembebasan lahan mencapai 3,2 Miliar Rupiah, melampaui angka sebelumnya yang diberitakan sebesar 1,5 Miliar Rupiah.
Keputusan pembebasan lahan yang tidak berada di sepanjang jalan raya, melainkan agak masuk ke dalam, menimbulkan pertanyaan mengingat sebelumnya Pemerintah Kabupaten Bangka telah menawarkan tanah hibah untuk pembangunan SMA Negeri 2 Sungailiat, yang sayangnya ditolak oleh Hendri, Kepala Cabang Dinas (Kacabdin) 2 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Menurut Hadi Susilo diduga ada keanehan terkait penilaian harga tanah, di mana pihak Cabdin 2 Dinas Pendidikan Provinsi Bangka Belitung menggunakan Tim Appraisal dari Jakarta.
“Sangat mengejutkan bahwa Cabdin 2 Dinas Pendidikan Provinsi Babel menggunakan Tim Appraisal dari Jakarta padahal di Bangka sini punya sumber daya lokal. Kenapa menggunakan Tim dari Jakarta?, kalau tidak ada permainan,” tanyanya pada Rabu (10/01/2024).
“Tim Appraisal seharusnya menilai harga tanah yang adil bagi masyarakat yang tanahnya terkena dampak proyek pemerintah, bukan malah menentukan harga yang tinggi,” tambah Hadi Susilo.
Selain itu, berdasarkan informasinya juga menyebutkan adanya indikasi keterlibatan salah seorang anggota dewan dalam pembebasan lahan ini.
Dengan kejanggalan atas hal ini, Hadi Susilo mendesak pihak Kejaksaan untuk melakukan penyelidikan terkait pembebasan lahan SMA Negeri 2 Sungailiat.
“Kami akan segera melaporkan kasus ini ke Kejaksaan Negeri Sungailiat agar ada kejelasan dalam kasus ini, apakah ada unsur korupsi atau tidak,” ungkap Hadi.
Sementara itu, Hendri Kacabdin 2 Dinas Pendidikan Provinsi Bangka Belitung sampai saat ini belum merespon konfirmasi yang dikirimkan oleh Asatu Online, padahal pesan konfirmasi dikirim sejak kemarin pada Kamis (10/01/2024).
Penulis : man
