Rumah H.Keuchik Leumiek di Banda Aceh (Foto : Marwan)
Oleh Marwan**
Aceh, Asatu Online – Dalam memori masyarakat sekitarnya, H. Keuchik Leumiek, seorang penggemar barang-barang antik dan pengusaha penjualan emas, dikenang sebagai sosok yang luar biasa. Ketika mendekati bulan suci Ramadhan, dia selalu membantu banyak masyarakat yang membutuhkan.
Tokoh budayawan ini, seorang peduli terhadap lingkungannya. Meskipun terkenal sebagai seorang budayawan, dia tak pernah mencari pujian. Kesungguhannya dalam membantu masyarakat dan disiplin terhadap keluarganya telah diakui oleh berbagai tokoh di masyarakat, antara lain Tgk. H. MS. (tokoh agama), DR. H. AG. (tokoh pendidikan), dan Bpk. US (tokoh adat setempat).
H. Keuchik Leumiek berasal dari Kota Banda Aceh, Kecamatan Lueng Bata, Gampong (Desa) Lamseupeung. Jejak hidupnya memberikan motivasi bagi kita semua, menunjukkan bagaimana seorang budayawan dapat berkontribusi bagi masyarakat setempat hingga diingat dengan baik.
Namun, masyarakat bertanya, masihkah ada orang seperti dia? Hal ini karena banyak cerita dari Aceh yang menyebut bahwa orang-orang setelah mendapatkan hasil dari bumi Aceh membeli rumah mewah di Jakarta. Sementara seorang budayawan seperti H. Keuchik Leumiek memberikan bantuan dan dukungan yang berarti bagi masyarakatnya.
Pepatah “Rencong kiri kanan dompetnya bisa hilang” sering disebutkan tentang orang Aceh, yang menggambarkan identitas pejuang mereka. Namun, hal ini juga menggambarkan ketidakhati-hatian. Sejarah Aceh penuh dengan perjuangan, baik melawan penjajah maupun ketidakadilan.
Perhatian terhadap masa depan juga perlu, khususnya dalam menciptakan lapangan kerja untuk generasi muda Aceh. Dibandingkan dengan daerah lain, Aceh masih memiliki tantangan dalam memenuhi tuntutan zaman modern.
Tantangan dalam memadukan perkembangan ilmu pengetahuan dengan kondisi ekonomi masyarakat masih menjadi kenyataan di Aceh. Kita perlu mengingat kembali sejarah Aceh, merasa bangga akan identitasnya sebagai pejuang, sambil juga menghadapi tantangan zaman yang terus berkembang.