Pekerjaan Barau Timbun CV. Gelora Jaya di Pertanyakan Warga Setempat

  • Bagikan

Ketapang, Asatu Online – Pekerjaan Barau timbun halaman masjid Hidayatullah di Kelurahan Sampit yang berasal dari Pemerintah Kabupaten Ketapang Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (P3AKB) Jalan Hos Cokroaminoto nomor 01 Ketapang menuai pertanyaan dikalangan warga kelurahan setempat.

Dana APBD tahun 2022 pekerjaan Barau timbun yang berlokasi di Kecamatan Delta Pawan, Kabupaten Ketapang (Kal-Bar), dengan pagu dana Rp119.700.000, pelaksana CV. Gelora Jaya dipertanyakan masyarakat, salah satu diantaranya yaitu RT setempat.

Yasmin selaku ketua RT 029 RW 05 Kelurahan Sampit setempat mengatakan, yang pertama-tama adalah dari awal terlaksananya kegiatan papan tender tidak dipasang yang diduga proyek siluman.

“Setelah diberitahukan berkali-kali barulah dipasang, sebab ketika ada permasalahan kita bisa kejar CV/PT mana yang mengerjakannya dari dinas mana, yang berarti pelaksanaan di lapanganlah yang kurang pas dan di dalam pelaksanaan proyek tidak memakai besi penarik atau jangkar sehingga tidak memberikan kekuatan dari bangunan tersebut,” ujarnya.

Sementara itu, Jumadi anggota investigasi Lembaga Anti Korupsi Indonesia (LAKI) Ketapang mengatakan bahwa pelaksanaan proyek tersebut sangatlah patal seperti yang diterangkan di Surat Perintah Kerja(SPK) pekerjaan Barau Timbun. Sedangkan yang dikerjakan hanya Barau dan tidak ada timbunan, tapi dibantah oleh kontraktor bahwa proyek tersebut tidak ada timbunan.

“Berarti didalam SPK seharusnya dirubah bukan Barau Timbun dan di dalam pelaksanaan kegiatan tidak menggunakan alat seperti molen hanya menggunakan cangkul dan sekop secara manual, adukan semen dan pasir tidak menggunakan batu, dan mereka hanya menggunakan besi berukuran 6 (besi banci),” jelasnya.

Japani selaku perwakilan Kepala Bidang pekerjaan tersebut saat ditemui Asatu Online di ruang kerjanya, ia mengatakan bahwa pekerjaan tersebut sudah memenuhi syarat sesuai dengan SPK di dalam kontrak kerja serta kita harap maklumi dan kita masih bisa berdalihlah untuk itu, dari ajas manfaat dari pembangunan tersebut sebagai penahan tanah akan tetapi pertanyaan masyarakat setempat barau timbun tapi timbunan tidak ada.

“Dari ketua yayasan yang meminta hanya sekedar barau, kemungkinan di tahun depan mereka minta untuk penimbunan lagi, sebelumnya pelaksanaan kegiatan sudah disurvei terlebih dahulu oleh konsultan gambar dan mereka pun menghendaki untuk dilakukan barau saja dengan dalih lokasi pekerjaan yang begitu sulit dengan bermacam alasan, sudah dicoba untuk melakukan penimbunan namun gagal dan dirombak kembali,” pungkasnya, Jum’at (05/08/2022). (Tim)

 

 

Loading

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *