Lombok,NTB, Asatuonline.id – Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTB melalui Asisten Intelijen Kejati NTB Munif mengklarifikasi terkait pemukulan yang dilakukan oleh oknum anggotanya, pada Jumat, 1 April 2022.
Munif menjelaskan peristiwa itu bemula saat sekelompok pemuda yang mengatasnamakan Lembaga Advokasi Pemuda Anti Korupsi (Lapas) mendatangi Kejati NTB.
Mereka hendak audiensi terkait vonis bebas terdakwa korupsi pengadaan benih jagung tahun 2017, Aryanto Prametu. Termasuk masalah pembebasan dari Lapas Kelas IIA Mataram sebagaimana putusan Pengadilan Tinggi (PT) NTB. Kedatangan massa aksi diketahui tanpa pemberitahuan atau izin terlebih dahulu sebagaimana regulasi yang ada.
“Walaupun dia (Lapas) tidak memberitahukan terlebih dahulu, namun kita menghormati menghargai teman-teman yang demo itu. Bisa dilihat ada video bagaimana cara-cara mereka menyampaikan pendapat di instansi kita. Pagar kita tutup karena tidak ada pemberitahuan, tapi dia coba untuk mendobrak,” jelas Asisten Intelijen Kejati NTB, Munif diketahui saat konfrensi pers.
Setelah negosiasi berlangsung di Gerbang Kejati NTB Lanjut Munif,anggotanya sepakat untuk menerima kedatangan lembaga tersebut namun harus diwakili lima orang.
Tawaran itu ditolak, Lapas justru meminta agar proses audiensi melibatkan delapan orang dari anggotanya.
“Itupun kita layani, kita persilahkan masuk sampai di Media Center ini,” ujarnya.
Tiba di Media Center dengan pengawalan aparat kepolisian, kata Munif, belum mulai pada materi audiensi salah seorang di antara demonstran justru teriak-teriak. Pria yang diketahui berinisial J itu bahkan mengumpat pimpinannya, dalam hal ini Kajati NTB Sungarpin.
Karena umpatan yang ditujukan pada pimpinan itu dimengerti oleh salah seorang pegawai di Kejaksaan yang juga berasal dari Bima, sehingga muncul reaksi pemukulan lantaran karena dia petingginya diumpat dengan bahasa yang sangat kasar.
“Ada anggota kami yang terpancing emosinya karena tidak rela pimpinannya diumpat-umpat,”tandasnya..(whyu)
