Jakarta, Asatu Online– Ketua Umum BPI KPNPA RI, Rahmad Sukendar, melontarkan kritik tajam terhadap razia di lembaga pemasyarakatan (lapas) yang dilakukan oleh Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas). Ia menilai razia ini belum efektif karena masih banyak oknum petugas yang justru membocorkan operasi tersebut kepada narapidana (napi).
“Razia dari kementerian jangan hanya sekadar formalitas! Jika informasi sampai bocor ke napi, maka percuma. Oknum di dalam masih bermain, sementara napi tetap leluasa mengendalikan narkoba dari balik jeruji,” tegas Rahmad, Sabtu (15/2/2025).
Menurutnya, praktik pembocoran razia ini membuat napi bisa dengan mudah menyembunyikan barang-barang terlarang, termasuk handphone yang digunakan untuk mengendalikan bisnis haram mereka.
“Jika napi masih memegang handphone, peredaran narkoba di lapas tidak akan pernah berhenti! Ini bukan sekadar razia, tapi harus ada pembersihan total di internal pemasyarakatan,” ujarnya.
Ia mendesak pemerintah agar razia dilakukan dengan sistem operasi tertutup, tanpa celah bagi oknum petugas untuk membocorkan informasi. “Kalau sistemnya bocor terus, napi akan selalu lebih siap dari petugas. Ini yang harus diakhiri!” tambahnya.
Menanggapi kritik tersebut, Menteri Imipas, Agus Andrianto, mengakui bahwa keamanan lapas masih menjadi titik lemah utama dalam pemberantasan narkoba. Ia mengungkapkan bahwa sebanyak 313 napi telah dipindahkan ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) Maximum Security Nusakambangan karena terbukti masih mengendalikan peredaran narkoba dari dalam penjara.
Tak hanya itu, 14 petugas pemasyarakatan dinonaktifkan karena terindikasi terlibat dalam jaringan narkoba. Agus menegaskan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan Polri untuk melakukan pembersihan di dalam lapas.
“Kami tidak segan-segan menindak tegas petugas yang bermain dengan napi. Langkah ini harus terus dilakukan agar lapas benar-benar bersih dari peredaran narkoba,” ujarnya.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan bahwa Polri akan terus mendukung razia dan pemindahan napi ke Nusakambangan. Ia menegaskan bahwa tidak ada toleransi bagi siapa pun yang terlibat, termasuk petugas pemasyarakatan yang bermain mata dengan napi.
“Kami akan bertindak tegas! Tidak hanya napi, tapi juga petugas yang terlibat. Jangan ada kompromi dengan kejahatan di balik jeruji!” tegas Kapolri.
Rahmad Sukendar mengapresiasi langkah tegas pemerintah, namun ia menegaskan bahwa tindakan ini harus berkelanjutan dan tidak berhenti di razia atau pemindahan napi semata.
“Kalau petugas yang bermain tidak diberantas sampai ke akar, maka ini hanya akan menjadi siklus yang berulang. Pecat, adili, dan seret mereka ke meja hijau! Tidak ada alasan untuk memberi ruang bagi pengkhianat di dalam sistem pemasyarakatan,” tegasnya.
Kini, tantangan besar ada di tangan pemerintah dan aparat penegak hukum. Apakah razia ini hanya akan menjadi formalitas? Ataukah benar-benar menjadi awal dari pembersihan total di lapas? Masyarakat menunggu bukti nyata! (**)