Masyarakat Aceh Kecewa, Waduk Keliling Ditutup untuk Umum pada Tahun Baru 2025

  • Share

Banda Aceh, Asatu Online — Penutupan Waduk Keliling di Kabupaten Aceh Besar pada momen Tahun Baru 2025 menimbulkan kekecewaan bagi masyarakat, khususnya wisatawan yang ingin menikmati panorama alam dan suasana damai di sekitar waduk. Pada Rabu, 1 Januari 2025, akses ke lokasi tersebut ditutup oleh petugas jaga, sehingga pengunjung tidak dapat masuk.

Ibu Cut Patimah, salah satu pengunjung asal Aceh Utara, mengungkapkan kekecewaannya. “Kami sekeluarga sangat kecewa karena tidak diizinkan masuk ke area waduk untuk berkeliling dan menikmati pemandangan indah. Padahal, ini adalah kesempatan kami untuk bersantai bersama keluarga,” ujarnya.

Sementara Sulaiman, petugas keamanan dari Dinas Pekerjaan Umum (PU), menjelaskan bahwa penutupan dilakukan atas arahan kantor PU. “Penutupan ini untuk mencegah hilangnya material dan kerusakan jalan yang sedang direnovasi di area tersebut,” jelasnya.

Sementara itu Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatra 1, Heru Setiawan, ST, M.Eng., menjelaskan bahwa sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2015, kawasan Waduk Keliling dibagi menjadi dua bagian: Kawasan Terbatas dan Kawasan Publik.

“Kawasan Terbatas hanya dapat diakses dengan izin, sementara Kawasan Publik terbuka untuk umum. Saat ini, Kawasan Terbatas ditutup sementara karena sedang dilakukan renovasi pasca kegiatan olahraga dayung pada PON. Kami meminta masyarakat bersabar karena ini demi kebaikan bersama,” ungkapnya.

Sejumlah sumber internal mengungkapkan bahwa pemerintah berencana menjadikan Waduk Keliling sebagai destinasi wisata yang dikelola oleh investor swasta. “Ke depannya, area ini akan dikembangkan dengan fasilitas olahraga dayung, taman bermain anak, dan berbagai atraksi wisata lainnya untuk menarik lebih banyak pengunjung,” ujar salah satu staf yang enggan disebutkan namanya.

Penutupan akses waduk menyebabkan kekecewaan mendalam bagi wisatawan, terutama karena jarak tempuhnya yang cukup jauh, sekitar 35 kilometer dari pusat Kota Banda Aceh. Lokasi ini biasanya dicapai dalam waktu satu jam dengan kendaraan roda empat. Namun, dengan ditutupnya gerbang utama, pengunjung tidak dapat menikmati keindahan waduk secara langsung.

Tokoh masyarakat Kuta Cot Glei, Bapak Tgk. Ilyas, mendukung program pemerintah yang akan melibatkan swasta dalam pengelolaan waduk. “Jika dikelola swasta, fasilitas akan lebih baik dan menarik, seperti olahraga dayung dan wahana rekreasi lainnya. Ini juga akan meningkatkan ekonomi kreatif masyarakat sekitar,” katanya.

Waduk Keliling yang terletak di Kecamatan Kuta Cot Glei, Aceh Besar, diharapkan dapat menjadi destinasi wisata unggulan di masa depan, terutama bagi warga perkotaan yang ingin melepas penat. Namun, untuk sementara waktu, masyarakat diminta bersabar hingga renovasi selesai. (Marwan)

Loading

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *