PANGKALPINANG,.Asatuonline.id- Wali Kota Pangkalpinang, Maulan Aklil (Molen) bersama jajaran bekerja ekstra keras untuk membenahi titik-titik terjadinya sumbatan aliran air yang menyebabkan banjir rutin di daerah itu.
Dinas Pekerjaan Umum melalui Bidang Sumber Daya Air, Rabu (27/1/2021) langsung turun menangani sejumlah sumbatan drainase. Salah satu titik yang dibenahi yakni kawasan Linggarjati.
Selain sedimentasi, sampah limbah rumah tangga dari warga yang kurang disiplin menjaga lingkungan, turut menjadi penyebab aliran air tersumbat. Tim pun langsung mengangkat material sampah yang jumlahnya tidak sedikit.
“Alhamdulillah, PU melalui bidang SDA, bergerak mengangkat sampah dan sedimen untuk menormalisasi di beberapa titik genangan kemarin, melanjutkan normalisasi di saluran Linggarjati pada bulan Juni 2020. Selama kurun waktu sekitar tujuh bulan laju sedimentasi mencapai sekitar 50 cm,”ujar Molen.
Molen turut mengajak masyarakat untuk selalu waspada dan bekerja sama dalam mengatasi musibah banjir. “Semoga kita semua diberi kekuatan kesehatan dalam menjalani tugas dan tanggung jawab ini. Semoga Allah menjaga kita semua dari bencana dan malapetaka,” ujar Maulan Aklil.
Diketahui secara geografis posisi Kota Pangkalpinang berada di dataran rendah yang tingginya hanya beberapa meter saja dari permukaan laut. Karena itu, di saat bersamaan air laut pasang tinggi dan hujan lebat, bisa memicu terjadinya banjir.
Di tengah kondisi keuangan yang defisit karena konsentrasi keuangan banyak diarahkan untuk menangani pandemi Covid-19, Wali Kota juga menegaskan kalau segala keterbatasan itu tak membuat Pemkot Pangkalpinang berpasrah. Segala upaya pun dikerahkan.
“Izinkan kami bekerja, masyarakat yang terkena dampak derasnya curah hujan dan tinggi pasang laut mohon bersabar, sekuat tenaga saya bersama kawan-kawan dan dukungan masyarakat akan berjibaku mengurangi meluapnya air ini,”tegasnya.
Sebelumnya, sejumlah wilayah di Kota Pangkalpinang terendam banjir, Selasa (26/1/2021). Hujan deras selama hampir dua jam menyebabkan sejumlah saluran air meluap. Akibatnya, air menggenang di beberapa titik.
Beberapa kawasan yang terjadi banjir diantaranya Kelurahan Batin Tikal, Bukit Sari, Bukit Tani, Kelurahan Bintang, dan Kelurahan Bukit Merapin, serta kawasan Jalan Jenderal Ahmad Yani.
Di Kelurahan Bukit Sari, pantauan wartawan, puluhan rumah warga di RW 02 terendam air akibat dari luapan drainase. Ketinggian air terpantau hampir mencapai lutut orang dewasa. Selain itu, banjir juga merendam sejumlah rumah warga di lingkungan RW 03, Kelurahan Bukit Sari.
Jaylani, warga setempat mengaku kawasan tersebut sering terjadi banjir. Menurutnya, banjir disebabkan air kiriman dari daerah lain. “Setiap hujan besar. Air ini kiriman dari Bukit Merapin dan Kacang Pedang, jadi air numpuk di sini (Bukit Sari-red). Ketinggian airnya sekitar 50 centimeter. Kemungkinan ada puluhan rumah,” katanya.
Sementara, Melki warga Jalan Kapten Munzir, Kecamatan Taman Sari mengakui banjir yang merendam wilayah itu membuat aktivitas usahanya terganggu. Dia berharap, pemkot dapat mengambil langkah konkret agar ketika hujan tiba warga tidak merasa terancam banjir. “Jelas terganggu, baru hujan sebentar, sudah banjir,” ujarnya..(bm)