Mudik Gratis, Paguyuban Demak Bintoro Nusantara Sediakan Lima Bus

  • Bagikan

Warga Demak di Jabodetabek siap mudik gratis, Minggu 7 April 2024 (Foto: PDBN)

Jakarta, Asatu Online – Jelang hari Raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M, Paguyuban Demak Bintoro Nusantara (PDBN) kembali menyelenggarakan mudik gratis bagi masyarakat Demak yang tinggal di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Keterangan pers Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDBN, Senin (8/4/2024) menyebutkan, kegiatan mudik gratis itu dilepas oleh mantan Sekretaris Jenderal DPP PDBN yang kini duduk di Dewan Penasehat, H. Sohibin , Minggu 7 April 2024 di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur.

Sohibin menuturkan, kegiatan mudik gratis itu bertujuan membantu memudahkan masyarakat Demak di perantauan, dalam hal ini di Jabodetabek untuk dapat merayakan Hari Raya Idul Fitri di kampung halamannya.

Sementara itu Ketua Umum Paguyuban Demak Bintoro Nusantara (PDBN) Fathan Subchi mengemukakan, pihaknya menyediakan sebanyak lima bus dengan jumlah penumpang 250 orang dari dua titik lokasi.

Lokasi pertama di TMII Jakarta Timur sebanyak dua bus dan diberangkatkan hari Sabtu (6/4) dan pemberangkatan kedua sebanyak tiga bus pada hari Minggu (7/4) di Pasar Induk Kramatjati, Kampung Tengah, Kramatjati, Jakarta Timur.

Salah satu tokoh Demak yang juga Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Fraksi PKB itu mengatakan, PDBN memang mempunyai tradisi mudik gratis sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat Demak di Jabodetabek yang akan pulang ke kampung halamannya, dan mudik gratis itu bisa meringankan beban masyarakat yang ingin pulang kampung di Hari Lebaran.

Fathan Subchi berharap, masyarakat yang ikut mudik gratis dapat menjalankan “Hari Kemenangan” di kampung halamannya dengan suka cita dan silaturahmi yang dijalin selama mudik dapat berjalan dengan lancar dan aman.

Program Angkutan Mudik Gratis Lebaran 2024 itu diinisiasi oleh Fathan Subchi selaku Ketua Umum PDBN serta didukung oleh pengusaha Demak Edy Sayudi yang juga Sekretaris Jenderal PDBN. PDBN itu sendiri adalah paguyuban yang menaungi masyarakat Demak di perantauan.

Kegiatan mudik gratis itu mendapatkan sambutan luar biasa dari masyarakat. Terbukti, sejak dibukanya pendaftaran mudik pada pertengahan Maret lalu, beberapa hari kemudian kuota sebanyak lima bus “diserbu” ratusan orang dan langsung terpenuhi.

Dalam kaitan ini Ketua Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Guru Seluruh Indonesia (DPD PGSI) Kabupaten Demak, Noor Salim, menyambut baik mudik gratis yang digelar PDBN dalam rangka memberikan kesempatan kepada warga Demak di perantauan untuk berlebaran di kampung halamannya.

Disebutkan, giat mudik gratis sangat membantu warga Demak di perantauan untuk mudik lebih awal guna berlebaran bersama keluarga, dan perjalanan mudik lebih awal akan jauh lebih baik karena kondisi lalu lintas biasanya lebih lancar.

Mudik gratis juga merupakan solusi utnuk memecah kebuntuan warga Demak di perantauan yang kebingungan karena keterbatasan biaya, terlebih harga tiket bus saat ini “gila-gilaan” seperti tak terkendali.

Atas nama keluarga besar DPD PGSI Demak, lanjutnya, pihaknya menyampaikan apresiasi dan terimakasih terhadap giat kemanusiaan mudik gratis PDBN serta berharap tahun depan lebih banyak stackholder yang tergerak untuk beramal bagi warga Demak yang sedang berjuang mencari rezeki di perantauan.

Ketua DPD PGSI Kabupaten Demak menambahkan, pihaknya akan turut menjemput dan mengantarkan beberapa pemudik yang mendaftar lewat PGSI hingga depan rumahnya dengan armada yang dimiliki oleh PGSI.

Sementara itu ungkapan terimakasih tak henti-hentinya disampaikan oleh peserta mudik dan keluarga. Salah satunya Rozak, pemudik yang berasal dari Kecamatan Dempet Kabupaten Demak.

“Maturnuwun Pak Fathan dan Bos Edi atas tiket gratisnya. Kemarin saya dan teman sempat bingung mau pulang pakai apa, karena gaji saya kerja freelance di catering hanya cukup bayar kontrakan dan makan sehari-hari. Sisanya sedikit saya kumpulkan untuk diberikan kepada orangtua,” kata Rozak.

Rozak mengaku bahwa sebenarnya ia ingin pulang kampung sejak awal Maret lalu, saat mendengar kabar rumah keluarganya di Demak kebanjiran dan tanaman padi di sawah yang sudah siap panen hancur diterjang banjir.

“Namun apa daya, saya tak punya biaya. Maka saya hanya menangis sambil memanjatkan do’a dari pojok kamar kos, semoga orangtua dan keluarga sehat selamat. Kemudian, saat saya dikabari ada mudik gratis ke Demak, tangis haru tak terbendung. Saya membayangkan segera ketemu orangtua dan berlebaran dengan keluarga di kampung halaman,” tuturnya sambil menitikkan air mata.***

Loading

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *