Serang, Asatuonline.id – Wahyu Papat Juni Romadonia Pengelola Pantai Pasir Putih Sirih Tanpa Karang kecewa terhadap kebijakan yang diambil Gubernur Banten Wahidin Halim soal penutupan sementara tempat wisata mulai 15 sampai 30 Mei mendatang.
Wahyu Papat JR dalam postinganya di media sosial facebook menilai WH tidak memikirkan nasib para pedagang kecil dan pengelola pantai di Kecamatan Anyer – Cinangka, Kabupaten Serang.
“Apabila sudah tidak mampu memimpin Banten lebih baik mundur daripada memalukan diri sendiri. Bukan seperti ini yang diurus. Lebih baik urus anak buah Pak Gubernur yang korupsi dana hibah,” tulis papat sapaan akrabnya (16/05/2021).
Selain itu, Mantan Anggota DPRD Kota Serang 2014-2019 pun menyinggung WH soal hutang Banten ke PT SMI. Menurutnya hutang Banten ke PT SMI bukan gubernur yang bayar tapi rakyat. Rakyat bisa membayar dari pajak dan retribusi. Apabila tidak terjadi perputaran ekonomi, bagaimana rakyat mau membayar pajak.
“Kalau Cuma nutup tempat wisata mah, gubernur mah rumahnya sudah gedong dan duitnya sudah banyak. Enak saja. Rakyat miskin ini bagaimana,” lirihnya.
Ia juga memastikan apabila WH maju kembali di Pilkada serentak 2024 nanti sebagai calon gubernur, maka dipastikan kalah se Kabupaten Serang. Dengan penutupan pantai sampai akhir bulan nanti, ia memastikan kerugian bisa mencapai miliaran bahkan triliunan Rupiah se Anyer.
“Perputaran uang di Anyer sampai akhir bulan bisa sampai triliunan Rupiah,” tandas Papat.
Ia mengatakan, sejak kejadian tsunami pada 2019 lalu kemudian pandemi tahun lalu, baru kali ini wisata Anyer kembali ramai.
“Ini dihajar lagi sama kebijakan gubernur,” sambungnya.
Dituturkannya lagi bahwa para pedagang di Anyer rela berhutang demi bisa berjualan. Apabila tiba-tiba tempat wisata ditutup, lalu para pedagang mau bayar hutangnya pakai apa.
“Rakyat dipaksa bayar pajak, tapi gubernurnya tidak bisa memberikan kebijakan yang pro terhadap perekonomian rakyat,” tutupnya.
(Dyt)