Pangkalpinang, Asatu Online— Kegiatan Pelatihan Pemuda Cinta Lingkungan (PE-PETALING) digelar selama tiga hari, mulai 18 hingga 20 Desember 2025, di kawasan Desa Wisata Tuatunu Raya, Pangkalpinang. Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam menyiapkan pemuda sebagai relawan lingkungan yang peduli terhadap kelestarian alam sekaligus memiliki keterampilan teknis dalam menghadapi kondisi darurat.

Pelatihan ini diikuti oleh pemuda-pemudi terpilih yang dibekali berbagai materi penting. Pada hari pertama, peserta mendapatkan pelatihan keselamatan di air atau Water Rescue. Materi ini dinilai sangat penting mengingat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki kondisi geografis yang didominasi perairan, sehingga relawan lingkungan perlu memiliki kemampuan dasar penyelamatan di air.
Memasuki hari kedua, pelatihan dilanjutkan dengan materi jurnalisme lingkungan yang disampaikan oleh Noeraisyah atau yang akrab disapa Teh Icha, seorang jurnalis dan penyiar Radio Republik Indonesia (RRI). Dalam pemaparannya, Teh Icha menekankan pentingnya peran warga dan relawan dalam menyampaikan informasi secara cepat dan akurat, terutama saat terjadi bencana atau kondisi darurat.

Menurutnya, masyarakat harus mampu melaporkan kondisi di lapangan agar dapat segera ditindaklanjuti oleh pihak terkait dan diketahui oleh khalayak luas. “Warga harus bisa bantu warga. Kalian para relawan lingkungan harus mampu membuat laporan melalui reportase langsung, infografis, video, maupun foto yang memiliki informasi bermakna,” ujarnya.
Selain itu, Teh Icha bersama suaminya, Imam Wahyudi atau yang dikenal dengan Bang Yuko, selaku pengelola dan pemilik Kebun Mantak di Sungai Tua Tunu, juga mengajak para relawan untuk lebih aktif menjelajah dan mengamati lingkungan sekitar. Mereka mendorong peserta untuk melakukan pengamatan hingga penelitian sederhana terhadap tumbuhan dan satwa yang hidup di kawasan tersebut.

“Di sini terdapat berbagai tanaman air seperti rumbia, kayu gelam, “Ramon”, teratai. Bagi yang hobi memancing dan memahami jenis ikan, silakan diidentifikasi. Aktivitas di sungai diperbolehkan dengan cara yang aman. Jika hati kita bersih, kita akan menemukan hal-hal tak terduga dan peninggalan berharga di sekitar sungai ini,” tambah Teh Icha.

Melalui kegiatan kemah PE-PETALING ini, para pemuda dan relawan lingkungan diajak untuk kembali menyatu dengan alam. Selain meningkatkan keterampilan dan pengetahuan, kegiatan ini juga menumbuhkan rasa syukur serta kepedulian yang lebih tinggi terhadap lingkungan, agar alam tetap lestari dan terjaga untuk generasi mendatang. (Anggun)













