Pangkalpinang, Asatu Online — Aksi kemanusiaan para jurnalis dan warga di Kelurahan Tuatunu, Kecamatan Gerunggang, Kota Pangkalpinang, kini membuahkan hasil. Program pembangunan rumah layak huni untuk Yati (73), istri seorang purnawirawan TNI AD, telah mencapai 70 persen.
Selama bertahun-tahun, nenek Yati hidup di rumah berdinding kayu lapuk dan atap bocor. Tiap kali hujan, air menetes di setiap sudut rumah. Kini, rumah itu perlahan berdiri kokoh kembali berkat gotong royong lintas profesi.
Proyek sosial tersebut dipimpin La Ode M. Murdani, jurnalis yang juga menjadi Ketua Pelaksana kegiatan. Ia bersama Lurah Tuatunu Iwan Benardi, empat jurnalis lain M. Aditya, Maulana, Zainal Abidin, dan Dwi Prasetyo serta perangkat RT/RW dan masyarakat, bekerja bahu membahu selama sepekan penuh.
Tak hanya warga, satu personel Ditreskrimsus Polda Babel, Bripda Wira Dwi Syahputra, juga ikut turun langsung membantu pembangunan.
“Alhamdulillah, kegiatan ini murni gerakan kemanusiaan. Kami dibantu masyarakat, kelurahan, dan 25 sponsor dari berbagai pihak mulai dari pengusaha, TNI AL, Polri, hingga Kementerian PUPR,” kata La Ode M. Murdani, Jumat (17/10/2025).
Ia menuturkan, dukungan juga datang dari Direktur Binmas Polda Babel, Satreskrim Polres Bangka Tengah, Satpolairud Polres Bangka Selatan, serta pegawai PT Timah Tbk, Pak Garta, yang kini bertugas di wilayah Kundur.
“Bhabinkamtibmas Polsek Gerunggang juga sempat datang ke lokasi. Beliau ikut mengaduk semen dan memasang batako. Ini bukti nyata bahwa kepedulian masih hidup di tengah kita,” ujarnya.
Sementara itu, Lurah Tuatunu Iwan Benardi mengapresiasi langkah para jurnalis yang menggagas kegiatan tersebut.
“Saya sangat berterima kasih kepada tim jurnalis, RT/RW, masyarakat, dan sponsor. Program rumah layak huni ini luar biasa. Kini sudah 70 persen dan akan segera rampung,” ungkapnya.
Hidup Sederhana Nenek Yati
Di sela pembangunan, Yati tampak duduk di kursi kayu tua di depan rumahnya yang setengah berdiri. Di tangannya tergenggam dompet lusuh berisi uang pensiun suaminya, purnawirawan TNI AD, yang menjadi satu-satunya sumber penghidupan.
Setiap bulan, ia menghitung lembar demi lembar uang pensiun itu untuk kebutuhan pokok, listrik, dan obat-obatan. Tak pernah sekalipun ia mengeluh, meski rumah yang menjadi saksi hidupnya kini nyaris roboh.
“Yang penting saya bisa hidup tenang dan tidak merepotkan orang lain,” katanya lirih.
Dinding rumahnya yang keropos, atap yang bocor, dan lantai yang retak kini mulai diganti dengan batako dan genteng baru. Di tengah sisa-sisa kayu tua dan debu bangunan, Yati tersenyum haru melihat banyak orang datang menolongnya.
Bagi warga Tuatunu, aksi gotong royong ini bukan sekadar memperbaiki rumah, tapi mengembalikan martabat dan harapan seorang istri pejuang yang telah lama dilupakan. (*)