Erzaldi Rosman Djohan dan Yuri Kemal Fadlullah Unggul sebagai Kandidat Kuat PilGub Babel 2024

Erzaldi Rosman Djohan (Foto : dok.pribadi)

Pangkalpinang, Asatu Online– Dosen Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung (UBB), Ariandi Zulkarnain, memberikan analisis mendalam tentang Pilkada Gubernur Bangka Belitung (PilGub Babel) 2024 dalam wawancara pada Selasa (30/07/2024) pagi.

Menurut Ariandi, Partai Gerindra memiliki keunggulan signifikan dengan mengusung petahana. “Gerindra sangat mungkin menjadi pemain utama dalam PilGub kali ini karena memiliki petahana. Daerah yang memiliki petahana cenderung menguntungkan mereka,” katanya.

Perludem menguraikan bahwa tujuan pilkada serentak untuk menciptakan lapangan pertandingan yang setara sulit tercapai karena petahana memiliki keunggulan awal. Mereka memiliki instrumen dan sumber daya pemerintahan yang sudah dipahami dengan baik. Namun, dalam demokrasi kontemporer, keterpilihan petahana sangat tergantung pada preferensi dan perilaku pemilih.

Dalam sistem multipartai, mengamankan 20% kursi di parlemen daerah adalah langkah awal penting. “Peta politik akan lebih jelas setelah petahana membangun kekuatan politik untuk mendapatkan dukungan koalisi partai,” ujar Ariandi. “Kunci peta politik lokal sangat dipengaruhi oleh dinamika antar calon kepala daerah dan partai politik yang mengusung.”

Ariandi menekankan pentingnya isu-isu publik dalam kontestasi politik. “Ada kepentingan publik yang harus dibawa ke ruang kontestasi, seperti isu-isu lokal yang perlu dirawat dan diselesaikan bersama. Konstelasi pilkada harus didasarkan pada kontestasi gagasan,” tambahnya.

Dinamika kontestasi untuk Pilkada Babel 2024 telah mulai dibangun beberapa bulan terakhir. Proses politik kini bergeser ke mekanisme mengawal rekomendasi hingga ke DPP. Erzaldi Rosman Djohan dan Yuri Kemal Fadlullah menjadi pasangan calon pertama yang mendapat dukungan koalisi.

“Secara teori, petahana memiliki keunggulan awal karena tidak memulai dari nol,” lanjut Ariandi. “Kinerja pemerintahan yang sudah mereka jalankan menjadi modal untuk kembali membuat kebijakan yang lebih baik.”

Ariandi menekankan bahwa pemilu harus menjadi agenda untuk membangun politik representasi yang kuat. “Pemilu seharusnya menjadi agenda baik untuk daerah, membantu melakukan konsolidasi demokrasi dan melahirkan kebijakan publik yang mewakili kepentingan masyarakat,” tegasnya.

Menurut Ariandi, politik representasi harus mencakup unsur formalistik, simbolik, deskriptif, dan substantif. Sayangnya, dua unsur terakhir sering diabaikan. “Inilah momentum untuk memastikan kebijakan publik benar-benar dihasilkan dari representasi yang mencakup semua unsur tersebut,” ujarnya.

Ariandi juga menekankan bahwa peserta kontestasi di Pilkada harus memiliki perencanaan terukur untuk pembangunan Babel. “Kepentingan publik harus dibawa ke dalam ruang kontestasi, dan isu-isu lokal perlu dirawat dan diselesaikan bersama. Konstelasi pilkada harus didasarkan pada kontestasi gagasan,” tutupnya. (**)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *