Ketum BPI KPNPA RI Tubagus Rahmad Sukendar (Foto : ist)
Jakarta, Asatu Online – Ketua Umum BPI KPNPA RI, Tubagus Rahmad Sukendar, menyambut positif pernyataan Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As SDM Kapolri), Irjen Dedi Prasetyo, yang menegaskan bahwa kuota khusus dan rekrutmen proaktif (rekpro) dalam seleksi tingkat pusat Akademi Kepolisian (Akpol) Tahun Anggaran 2024 akan dihapus.
Tebe Sukendar pada Selasa, 30 Juli 2024 menegaskan bahwa, penerimaan Taruna Akpol setiap tahun selalu menimbulkan polemik dan pro kontra di masyarakat. Proses seleksi yang dilakukan oleh SDM Polri memang melalui proses yang dramatis, namun tetap banyak peminatnya.
Oleh karena itu, ketegasan Irjen Dedi Prasetyo sebagai As SDM Polri sangat diperlukan dan patut mendapatkan apresiasi dari masyarakat. Penerimaan Akpol 2024 ini bebas dari semua kuota khusus.
Ketegasan Irjen Dedi Prasetyo ini luar biasa dan mendapatkan apresiasi dari BPI KPNPA RI. Untuk mengakhiri polemik dalam rekrutmen Akpol 2024, walaupun dirasa pahit, keputusan penghapusan semua kuota khusus dan rekpro harus dilaksanakan.
Menuju Taruna Akpol memang harus menempuh jalan yang berliku dan banyak rintangan. Dengan skill dan dukungan SDM yang mumpuni, tahun ini tidak ada lagi istilah “asal bapak senang” karena proses seleksi murni berdasarkan kuota reguler dan nilai peringkat umum.
BPI KPNPA RI sangat mendukung gebrakan ASDM Polri yang penuh dengan inisiatif positif ini. Peningkatan kualitas dalam proses rekrutmen tidak hanya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri, tetapi juga memastikan bahwa Akademi Kepolisian dapat mencetak perwira yang kompeten, berintegritas, dan profesional yang nantinya siap melayani masyarakat dan negara.
Prinsip BETAH (Bersih, Transparan, dan Humanis) benar-benar dikedepankan oleh Irjen Dedi Prasetyo. Masyarakat harus berterima kasih kepada Kapolri Listyo Sigit Prabowo yang telah menerapkan Program PRESISI yang sudah berjalan hampir tiga tahun. Semoga di masa depan akan dihasilkan Taruna Akpol seperti Jenderal Hoegeng Iman Santoso, simbol kejujuran dan kedisiplinan di Korps Tribrata.
Seperti diketahui, As SDM Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo menjelaskan bahwa penghapusan kuota ini bertujuan untuk melahirkan taruna Akpol yang benar-benar mampu menjalani proses pendidikan dan pelatihan di Akpol.
“Tahun ini tidak ada lagi dikotomi atau friksi-friksi jalur rekpro, jalur reguler, atau jalur kuota khusus. Saya tegaskan, tidak ada lagi untuk tahun 2024. Semua berlaku egaliter, equal, dan sederajat,” tegas Irjen Dedi saat memberi sambutan di Auditorium Cendikia, Akpol, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (28/7/2024).
Hal ini ditekankan Irjen Dedi berulang kali agar para taruna, orang tua, dan jajaran SSDM Polri di tingkat polda memahami. “Tidak ada yang ‘saya rekpro, saya harus masuk’, tidak ada. Tidak ada yang ‘saya kuota khusus, saya harus masuk’, tidak ada. ‘Saya reguler, saya harus masuk’ juga tidak ada. Semua berlaku egaliter, semua berlaku sama,” ujar Irjen Dedi.
Penghapusan jalur kuota khusus dan rekpro di seleksi tingkat pusat Akpol didasari masukan dari berbagai pihak, termasuk Gubernur Akpol Irjen Krisno Halomoan Siregar.
“Kami terus melakukan evaluasi terhadap rekrutmen yang dilakukan di tahun-tahun sebelumnya. Masukan dari Gubernur Akpol yang tiap saat berinteraksi dengan para taruna, serta masukan dari berbagai pihak baik internal maupun eksternal,” ujar Irjen Dedi.
Dia menegaskan bahwa hanya calon taruna terbaik yang akan masuk Akpol. Hal ini menjadi keharusan karena ditemukan sejumlah kejadian taruna yang tidak mampu mengikuti proses pendidikan dan pelatihan dengan baik.
“Kami tidak ingin lagi ada rekrutmen dengan friksi-friksi seperti itu. Ke depannya, sebelum mengikuti pendidikan di Akpol, baru ikut pendidikan integrasi sudah sakit atau cedera dengan proses latihan. Bahkan, mohon maaf, ada yang meninggal ketika proses pelatihan,” tutup Dedi. (**)