Monitorng dan Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Bank Sampah Induk (BSI) Kumala Dalam Pengelolaan Bank Sampah Plastik di Jakarta Utara.
Jakarta, Asatu Online – Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara memberikan dukungan penuh pada pengelolaan sampah yang dikelola oleh Bank Sampah Kumala, yang kini telah menjadi Bank Sampah Induk (BSI) mandiri pertama di Jakarta Utara. BSI Kumala bertujuan untuk mengelola sampah dari berbagai unit bank sampah menjadi beragam produk.
Ali Maulana Hakim, Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara, menyatakan bahwa BSI Kumala adalah bank sampah mandiri tingkat Kota Administrasi Jakarta Utara. Hal ini karena tidak ada lagi campur tangan pemerintah dalam pengelolaan sampah, terutama Suku Dinas Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta Utara.
“BSI Kumala diharapkan sudah mandiri, tidak lagi dikelola oleh Sudin Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta Utara. Kami berharap program ini dapat berjalan dengan lancar karena Yayasan Kumala telah aktif dalam kegiatan sosial, lingkungan, dan telah bekerjasama dengan perusahaan swasta, NGO, akademisi, serta masyarakat,” ujar Ali Maulana Hakim saat ditemui dalam Monitorng dan Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Bank Sampah Induk (BSI) Kumala Dalam Pengelolaan Bank Sampah Plastik di Jakarta Utara, Hotel Arcici Sunter, Tanjung Priok, Selasa (5/12).
Peran aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah di Bank Sampah Unit dan Bank Sampah Induk membuat Jakarta bergerak menuju konsep zero waste. Masyarakat semakin menyadari bahwa tidak ada sampah, hanya barang sisa yang dapat meningkatkan nilai ekonomi.
“Konsep ini mengajak semua untuk bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah. Kami berharap adanya Jakarta Recycle Center yang dapat mengelola dan mengayomi Bank Sampah Induk,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Kumala, Dindin, menyebutkan bahwa BSI Kumala berdiri sejak Maret 2023 setelah sebelumnya aktif sebagai Bank Sampah Kumala sejak 2016. Sebanyak 47 Bank Sampah Unit telah bekerjasama dalam pengelolaan sampah di BSI Kumala.
“Kami juga melibatkan Komunitas Pemilah Kreatif, perusahaan, sekolah, dan masyarakat dalam pengelolaan sampah di BSI Kumala. Kami mengajak mereka untuk memilah sampah di tempatnya masing-masing, kemudian diolah di BSI Kumala. Baik sampah organik maupun non-organik diubah menjadi produk yang dapat digunakan kembali, sehingga tidak ada yang terbuang percuma,” tutup Dindin.
Penulis : Wahyu