Prof. Dr. Ir. Ari Sandhyavitri,M.Sc (tengah) bersama Ketua Umum Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PBMA) KH Embay Mulya Syarief (batik hijau, kiri) dan Anggota DPR RI Arsul Sani (kanan) di Pekanbaru, Sabtu (29/10)
Dorong Pertumbuhan Ekonomi Riau
Pekanbaru, Asatu Online — Mathla’ul Anwar menyodorkan sembilan pokok pemikiran dalam menumbuhkan perekonomian di Provinsi Riau. Demikian disampaikan tokoh intelektual Mathla’ul Anwar Riau Prof. Dr. Ir. Ari Sandhyavitri, M.Sc di Pekanbaru, Ahad (30/10).
Hal tersebut disampaikan Ari saat bersilaturrahim dengan Gubernur Riau Drs. H. Syamsuar, M.Si. gelar Datuk Seri Setia Amanah di rumah dinas Gubernur Raiu bersama para pengurus Mathla’ul Anwar se Indonesia Bagian Barat.
SiIaturahim dan pelantikan Pengurus Daerah MA se Riau turut dihadiri berbagai kalangan dan. tokoh masyarakat di Provinsi Riau. Turut hadir Wakil Ketua Komisi II DPR RI Syamsurizal, Forkopimda Provinsi Riau serta undangan lainnya.
Menurut Ari yang lulusan dari Civil Engineering University of Manchester Institute of Science and Technology (UMIST), Manchester, UK ini, kesembilan pokok pikiran tersebut dapat menjadi prioritas pembangunan Provinsi Riau, sebagai berikut:
Pertama, peningkatan bidang industri, mencakup memperbaiki iklim dan promosi investasi di kawasan industri Tenayan, kawasan pelabuhan Buton, dan Dumai yang disertai penyederhanaan regulasi dan mekanisme kerjasama Pemerintah dan badan usaha KPBU.
Kedua, peningkatan pertanian produksi pertanian serta penyediaan sembilan bahan pokok termasuk beras, cabe dan bawang merah melalui upaya mekanisasi pertanian.
Ketiga, pembangunan pariwisata halal yang selaras dengan kebudayaan Melayu Riau melalui promosi, penyediaan akses jalan ke daerah wisata serta perkuatan perhotelan serta kuliner halal.
Keempat, pemberantasan peredaran obat terlarang (Napza Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya) dengan memperkuat pengamanan baik oleh TNI/Polri dan masyarakat di daerah pesisir Riau dan kawasan pantai serta pelabuhan.
Kelima, peningkatan infrastruktur jalan dan jembatan termasuk pembangunan jembatan Siak.
Keenam, pembenahan sarana dan prasarana pelabuhan internasional Buton dan Dumai serta Mengkapan sehingga mengembangkan sistem jaringan transportasi dan logistik bukan saja skala nasional namun juga internasional dalam memperkuat iklim ekspor impor produk nasional.
Ketujuh, peningkatan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik yang prima, dengan arah kebijakannya meningkatkan kapasitas SDM serta IT penyelenggara pelayanan publik.
Kedelapan, pembangunan jalan tol Pekanbaru-Jambi perlu segera guna mempercepat pembangunan ekonomi Sumatera.
Dan kesembilan, perkuatan tim Kementrian Perhubungan di Jakarta dan di Malaka dalam merealisasikan pelabuhan Ro Ro Dumai – Tanjung Bruas Malaka yang kajiannya sudah dimulai sejak 2018.
Riau dalam IMT GT
Provinsi Riau merupakan provinsi yang tergabung dalam Kerjasama sub-regional Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (IMT-GT). Tujuan dibentuknya kerjasama ini adalah untuk mempromosikan sebuah kawasan pertumbuhan yang difokuskan pada peningkatan perdagangan, investasi, transfer teknologi, kerjasama produksi dan penggunaan sumber daya alam.
IMT GT memiliki 6 (enam) Working Group yang terdiri dari Human Resource Development, Education and Culture, Agriculture, Agro-based Industry & Environment, Infrastructure & Transportation, Trade and Investment, Tourism dan Halal Product & Services.
Riau memegang pernan penting karena secara strategis berbatasan dengan Malaysia yang bisa dihubungkan dengan Pelabuhan Ro Ro sehingga mempermudah lalu lintas perdagangan antara Riau dan dunia internasional.
Pembangunan Pelabuhan Ro Ro ini selaras dengan working group infrastructure and transportation.
Khusus terkait Working Group Halal Product & Services (WG HAPS), Riau juga memiliki potensi yang luar biasa, Dari enam klister industri halal yaitu makanan dan minuman, fashion, kosmetik, farmasi, media dan rekreasi serta pariwisata, Riau memiliki semuanya.
Untuk makanan dan minuman, begitu banyak kuliner khas Riau yang bisa dikembangkan membangun industri halal dalam sektor makanan dan minuman. Bolu kemojo dan lempok durian adalah salah satunya.
Sedangkan fashion, sudah sangat dikenal adanya tenun khas Riau dari Siak. Dalam setiap acara resmi, fashion khas Riau sering ditampilkan dengan warna dominasi warna kuning yang memesona.
Begitupun dengan pariwisata, Riau sangat potensial. Membangun halal tourism karena banyaknya spot-spot wisata yang bisa dikunjungi.
Intinya, Mathla’ul Anwar siap bersinergi dengan Pemprov Riau dalam membangun perekonomian rakyat dengan menumbuhkan sektor industri halal. Hal ini didukung oleh adanya Pusat Kajian Produk Halal yang dikelola Mathla’ul Anwar serta LP3H yang saat ini sudah memiliki ratusan pendamping halal dan ribuan pelaku usaha yang didampingi (*Zetha).