Bangka, Asatu Online – Warga Tionghoa di Kelurahan Lubuk Kelik Kecamatan Sungailiat, melaksanakan ritual Sembahyang Rebut. Seperti halnya para warga Tionghoa yang ada di Kabupaten Bangka.
Menurut ketua Kelenteng Sempurna Jaya Kelurahan Lubuk Kelik Sungailiat, Bun Sun Khiong mengatakan terkait ritual Sembayang Rebut atau Cit Ngiat Pan diperingati setiap bulan tujuh Imlek oleh masyarakat Thionghua dan sudah rutin setiap tahun diselenggarakan masyarakat Lubuk Kelik.
“Perayaan tradisi Sembayang Rebut, mulai pagi hari ini (Kamis-red), masyarakat Thionghua menyiapkan berbagai hidangan, baik itu lauk pauk, kue, minuman dan buah-buahan dan kemudian melakukan ritual sembayang di kelenteng,” ungkapnya.
Lanjutnya, selain itu ada juga masyarakat yang melakukan ritual sembayang dirumah masing-masing, yakni melaksanakan sembanyang sebagai tanda penghormatan kepada para leluhur mereka, seperti orang tua, kakek, nenek, kata Bun Sun Khiong yang biasa dipanggil Akhiong kepada wartawan Kamis (11/8/2022).
Akhiong juga mengatakan, bahwa akan dilaksanakan acara puncak Sembayang Rebut, yakni pada tanggal 12 Agustus 2022 nanti.
“Untuk acara puncak sembayang Rebut akan kita laksanakan pada Jum’at malam (12/8/2022) di halaman Kelenteng Sempurna Jaya Lubuk Kelik ini. Sebelum, acara puncak sembayang rebut, nantinya disiap berbagai macam sesajian berupakan daging, berbagai buah-buhan, sayuran, macam- macam jenis kue, minuman dan lainya. setelah dilakukan ritual kemudian sajian tersebut akan diperebutkan oleh masyarakat yang hadir pada malam itu. pungkas Akhiong.
Lanjut, Kita juga mempersiapkan makanan serta minuman dan lainnya, untuk para tamu dan masyarakat, juga akan ada hiburan musik yakni orgen tunggal untuk menghibur masyarakat yang datang ke Kelenteng menyaksikan malam puncak Sembanya Rebut.
“Pada keesokan harinya, pihak pengurus Kelenteng Sempuran Jaya akan melaksanakan bakti sosial, yakni membagikan beras kepada seluruh masyarakat yang ada di Lingkungan Kelenteng dan sekitar, beras yang dibagikan merupakan hasil sumbangan para donatur dan harapan kita melalui kegiatan ritual Sembayang Rebut atau Cit Ngiat Pan merupakan pelestarian trasidi dan budaya masyarakat Tionghoa yang dilaksanakan secara turun temurun hingga saat ini, sedangkan untuk biaya dari Sembayang Rebut berasal dari swadaya masyarakat di sekitar Kelurahan Lubuk Kelik,” tutup Akhiong.
Untuk Kegiatan ritual ini, bagian dari pembinaan bagi masyarakat Tionghoa agar tetap bersatu, rukun dan menjaga keharmonisan antar umat beragama di daerah ini. (Sari)