Bangka, Asatu Online – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) Bangka Belitung mengadakan kegiatan ASiK Bang (Aksi Musik Anak Bangsa) dalam rangka pencegahan terorisme dan radikalisme di Cafe Black Jack Sungailiat, Kamis (14/4).
Sub Koordinator Partisipasi Masyarakat BNPT, Maira Himadani mewakili Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT RI dalam sambutannya mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama sama mewaspadai akan radikalisme dan terorisme yang dapat merusak tatanan berbangsa dan bernegara.
Karena menurut dia, terorisme merupakan salah satu kejahatan yang telah ditempatkan sebagai ranking extraordinary crime atau kejahatan yang luar biasa.
“Kejahatan ini melibatkan pemahaman yang keras namun dilegitimasi oleh penganutnya,” katanya.
Bahkan kata dia, berdasarkan hasil survey nasional tentang tangkal masyarakat terhadap radikalisme dan terorisme oleh BNPT tahun 2019 silam, penggunaan medsos dalam mencari informasi mengenai agama cukup tinggi (skor 39,89) dalam internalisasi kearifan lokal termasuk pemahaman agama.
“Walau ditahun 2020 potensi radikalisme mengalami penurunan di banding tahun tahun sebelumnya, penting bagi kita semua untuk bergandengan tangan untuk melawan hal ini,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme Bangka Belitung, Sri Wahyuni menambahkan dalam kegiatan kali ini, pihaknya sengaja menggandeng kaum milenial yang ada di daerah ini dalam upaya bentuk pencegahan sekaligus mensosialisasikan terhadap bahaya nya paham radikalisme.
Untuk itu ia berharap lewat kegiatan yang bertema ASiK Bang, musik dapat dijadikan sebagai ajang untuk memerangi paham tersebut sehingga dapat meningkatkan rasa kecintaaan kita terhadap tanah air dan bangsa.
“Karena apa, saat ini kejahatan apapun yang dibungkus dengan membawa agama, mengingat agama lebih mudah di terima oleh masyarakat. Tapi pada dasarnya tidak ada satu pun agama di negara ini yang memperbolehkan hal tersebut,” katanya.
Maka dari itu kata dia, pencegahan ini harus dilakukan secara dini dimulai dari kaum milenial yang dianggap sangat mudah terpengaruh oleh sesuatu hal yang belum mereka ketahui dan mereka pahami.
“Karena musik ini merupakan suatu wadah anak muda untuk berkreasi dan berkarya ketimbang meluapkan emosinya untuk hal hal yang tidak bermanfaat,” tuturnya.