Bangka, Asatu Online – Sebanyak 83,32% vaksin dosis pertama di Kecamatan Riausilip telah tercapai saat ini. Hal tersebut, merupakan kerja keras yang dilaksanakan oleh Polsek bersama tenaga kesehatan dari Puskesmas Riausilip.
Hal tersebut, disampaikan oleh Kapolsek Riausilip, Iptu Eka Noprianto Zein, seijin Kapolres Bangka, AKBP Indra Kurniawan, SH, S.I.K, M.Si, kepada media Deteksipos.com saat dikonfirmasi terkait capaian target vaksinasi yang ada di Kecamatan Riausilip, Selasa (08/02).
Ia mengungkapkan, dari jumlah tersebut, ada perbedaan data manual yang diinput terhadap masing-masing Desa melalui bhabinkamtibmas, puskesmas, kecamatan itu sudah 92%.
“Untuk vaksin booster dihimbau kepada masyarakat pengguna dosis pertama sinovac maupun dosis kedua sinovac diharapkan agar bisa di vaksin booster. Untuk vaksin booster bisa di pilih Astrazeneca ataupun Pfizer. Untuk Moderna masih belum ada dosisnya di Kecamatan Riausilip,” terang Eka.
Ia menilai, saat ini ketersediaan vaksin di Riausilip itu ada Sinovac, ada Pfizer dan ada Astrazeneca. Itu bisa dosis satu, dua dan tiga.
“Jadi harapan kita, untuk kegiatan pelaksanaan vaksin ini terutama masyarakat yang belum vaksin dosis pertama, untuk segera di vaksin karena kita juga sudah masuk varian baru omicron,” ujarnya.
Dikatakannya, untuk saat ini di Riausilip sudah ada 2 orang yang terkonfirmasi positif, termasuk salah satunya ada yang sudah di vaksin dosis satu dan dua sinovac.
“Jadi diharapkan yang masih dosis satu dan dua sinovac untuk segera vaksin booster. Informasinya dua orang ini merupakan warga desa yang ada di Riausilip sendiri,” ungkap Kapolsek Riausilip.
Ia berharap, untuk masyarakat jangan lupa untuk tetap dapat menerapkan protokol kesehatan di setiap tempat usahanya, seperti warung, kantor pemerintahan.
“Harus ada disediakan cuci tangan, handsanitizer, keluar dari rumah wajib menggunakan masker dan tetap jaga jarak,” katanya.
Ia menambahkan, untuk vaksin door to door hampir dilaksanakan setiap hari. Door to door masih dilakukan pagi, siang, sore maupun malam. Nanti untuk door to door jika ada perangkat desa yang menghubungi, bisa melalui bhabinkamtibmas.
“Kendala yang dihadapi selama door to door masih ada beberapa masyarakat pada saat kita melakukan door to door banyak yang tidak mau membuka rumahnya, kabur, rela tidak pulang sampai satu dua hari. Ada juga yang tidak mau vaksin, walaupun sudah kita kasih edukasi, dan pengertian, tetap tidak mau vaksin,” pungkasnya. (Sari)