Alumni HMI Prihatin Atas Kondisi Bangsa dan Negara Saat Ini

  • Bagikan

Ketua Dewan Pembina YAHMI Dr. Ir. H. Ahmad Ganis (Foto: Istimewa)

Bandung, Asatuonline.id – Ketua Dewan Pembina Yayasan Harapan Mukhlisin Indonesia (YAHMI) Dr. Ir. H. Ahmad Ganis menyatakan, para alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merasa prihatin atas kondisi bangsa dan negara akhir-akhir ini, baik yang terkait bidang politik maupun ekonomi dan budaya.

“Dan keprihatinan terakhir kita sebagai alumni HMI adalah karena umat Islam terbelah dalam berbagai kelompok yang sesungguhnya merugikan umat Islam itu sendiri,” katanya dalam sambutan pada pengukuhan Dewan Pembina, Dewan Pengawas, Dewan Penasehat, dan Badan Pengurus YAHMI periode 2021-2026 di Graha HMI Bandung, Sabtu (29/1/2022).

YAHMI itu sendiri merupakan suatu wadah tempat berhimpunnya para alumni HMI Cabang Bandung, dan keberadaaannya dimaksudkan menjadi sarana untuk melanjutkan perjuangan melalui penguatan peran umat Islam dalam kehidupan kebangsaan.

Ketua Dewan Pembina YAHMI lebih lanjut mengemukakan, keprihatinan para alumni HMI di bidang politik ialah adanya indikasi kemunculan kelompok oligarki yang sangat mempengaruhi elite politik dalam mengambil keputusan.

“Di bidang ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang dibanggakan pemerintah justru melahirkan kesenjangan yang terlalu mengaga di tengah masyarakat, dan keprihatinan kita di bidang budaya adalah semakin jauhnya masyarakat, terutama generasi milenial dari budaya luhur bangsa,” katanya.

Mencermati permasalahan tersebut, Ahmad Ganis menegaskan, alumni HMI harus tetap berusaha menjaga persatuan dan senantiasa menghormati perbedaan serta mengharamkan permusuhan, terlebih permusuhan sesama anak bangsa.

Tokoh HMI Bandung yang tahun ini berusia 80 tahun namun masih segar dan sistematis cara berpikirnya itu menyatakan, Indonesia adalah negara-bangsa majemuk dengan latar belakang masyarakat multikultural yang menjadi khazanah bangsa yang tidak ternilai.

Formasi Indonesia sebagai negara-bangsa itu sendiri didasarkan pada kesadaran tinggi dan mendalam akan kemajemukan yang ditautkan oleh suatu nilai dan terikat dalam suatu komitmen sangat kuat untuk membangun rumah bersama dalam wujud NKRI.

Ia juga mengemukakan, umat Islam adalah salah satu elemen penting di dalam bangunan negara-bangsa Indonesia yang berkontribusi besar dalam proses pembentukan NKRI sebagai penjelmaan negara-bangsa modern.

Berpijak pada kesadaran historis sebagai salah satu elemen pembentuk negara-bangsa, umat Islam mengambil peran dan berpartisipasi dalam mendorong Indonesia mewujudkan cita-cita kemerdekaan sebagai negara berdaulat, modern, adil, dan sejahtera.

“Umat Islam adalah salah satu elemen penting di dalam bangunan negara-bangsa Indonesia yang berkontribusi besar dalam proses pembentukan NKRI sebagai penjelmaan negara-bangsa modern,” katanya di hadapan ratusan alumni dan aktivis HMI Bandung yang hadir baik secara fisik maupun online.

Menurut Ahmad Ganis, secara perlahan umat Islam mengalami mobilitas sosial seiring semakin besarnya proporsi kalangan Muslim berpendidikan tinggi, dan pendidikan tinggi jelas berperan penting dalam memajukan masyarakat serta telah melahirkan orang-orang terpelajar yang kemudian menjelma menjadi kelompok kelas menengah terdidik.

Dalam kaitan itu, lanjutnya, HMI itu sendiri adalah organisasi mahasiswa tertua di Indonesia yang menjadi cikal-bakal generasi intelektual Muslim Indonesia yang kemudian membentuk “Muslim-educated-middle class group” serta menjadi salah satu pilar penting bangunan negara-bangsa modern.

Mewakili lapisan kelas menengah Muslim terdidik, HMI telah melahirkan alumni dalam jumlah tak terbilang yang memasuki berbagai lapangan profesi dan aneka bidang pekerjaan.

Hal yang menarik pada HMI dan perkumpulan para alumni HMI adalah keislaman dan keindonesiaan selalu menjadi basis perjuangan, sekaligus panggilan jiwa untuk berkhidmat kepada umat dan bangsa.

“Karenanya saya memanggil seluruh alumni HMI untuk merapatkan shaf dan barisan untuk bersatu padu dalam turut menyelesaikan masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa ini,” tegas Ahmad Ganis yang diamini oleh seluruh peserta yang hadir.

Pada kesempatan yang sama Ketua Umum YAHMI Dr. H. Berliana Kartakusumah mengatakan, di antara banyak perkumpulan alumni HMI di seluruh Indonesia, tercatat ada nama Yayasan Harapan Mukhlisin Indonesia (YAHMI).

“Keberadaan YAHMI menjadi wahana untuk berkontribusi dalam pemberdayaan umat Islam melalui berbagai macam program dan kegiatan yang diarahkan untuk menegaskan peran penting dan strategis intelektual Muslim alumni HMI dalam tata kelola pemerintahan dan negara Indonesia tercinta,” kata Ketua Umum YAHMI yang biasa dipanggil “Kang Ber” itu.

Dalam kaitan itu pula Berliana menegaskan, YAHMI bertekad untuk melanjutkan kiprah dalam menopang perkaderan HMI yang menjadi bibit inteligensia Muslim, basis kelas menengah terdidik, dan sumber kepemimpinan nasional.

YAHMI juga merancang program dan kegiatan yang mencakup dakwah dan syiar Islam, kampanye publik, advokasi sosial, penguatan jaringan nasional-internasional, pengembangan ekonomi, bahkan penguatan peran politik terutama dalam konteks kebijakan publik untuk mewujudkan kepentingan umum.

“Dengan demikian YAHMI diharapkan dapat terus berkontribusi dalam ikhtiar panjang untuk melakukan penguatan peran umat Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia,” tegas Kang Ber..(red)

 

 

Loading

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *