Habib Salim Jindan (Foto: Istimewa)
Bandar Lampung, Asatu Online – Sejumlah agenda Muktamar Ke – 34 Nahdlatul Ulama (NU) dihari yang penuh silaturahmi, Rabu (22/12) s/d Kamis (23/12) resmi digelar di Bandar Lampung
“Pemilihan Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menjadi topik salah satu isu yang paling disorot publik.”
Namun dalam Muktamar Ke – 34 ini, ada beberapa calon Ketua PBNU yang memiliki basis pendukung kuat bakal menjadi Ketum PBNU.
Sejumlah tiga tokoh ternama yang akan maju sebagai calon Ketum PBNU, dan mereka adalah Said Aqil Siroj, Yahya cholil Staquf dan KH As”ad Said Ali.
Sementara itu, Habib Salim Jindan Ketum IHNU ( Ikatan Habaib Nahdlatul Ulama) menuturkan semua warga NU memiliki hak yang sama dan boleh mencalonkan diri menjadi Ketua PBNU, tuturnya.
“Akan tetapi yang diperlukan adalah pemimpin memahami ajaran ahlusunah waljamah, yang mana didalamnya sangat mengedepankan ahklakul kharimah.”
“Hal itu untuk kedepannya sebagai Ketua Umum PBNU harus bisa mengakomodir pengurus dari pusat sampai daerah dan ranting,” ungkap Habib Salim, Kamis (23/12/2021).
Selanjutnya Said Aqil Siroj yang merupakan incumbent pasti memiliki kekurangan dan kelebihan dan itu wajar sebagai manusia.
Selain itu hilangkan sikap egois tapi mau menerima masukan secara terbuka,” jelasnya pada awak media.
Ia menambahkan bahwa untuk calon ketua PBNU, Yahya cholil, sebagai generasi muda sangat baik tapi banyak pernyataanya yang menyudutkan para Habib. Hal ini sangat merugikan NU karena di NU banyak para Habaib.
Dan sangat perlu diketahui bahwa mata rantai ajaran para Habaib nyambung sampai dengan Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, yang merupakan pendiri NU, imbuh Ketua Gerakan Cinta Nahdlatul Ulama.
Menurut Habib Salim calon ketua umum PBNU, KH As”ad Said Ali bisa mengemong warga nahdhiyin dari pusat sampai daerah dan ranting, dan beliau bisa menjalin silaturahmi dengan Habaib sehingga perlu diketahui rumah beliau terbuka untuk para Habaib dan para Habaib salut kepadanya, tuturnya.
Dan itulah sebagai contoh pemimpin yang mengimplementasikan ajaran ahlusunah waljama’ah.
Bahkan beliau merupakan mantan Wakabin yang dapat mampu memposisikan antara agama dan negara sehingga bila terpilih menjadi ketua NU akan bisa menghindari benturan antara agama dengan negara.
Sementara itu apa bila beliau akan bersikap demokratis dalam menghadapi kritik dari siapapun.
“KH. As’ad dengan pengalamanya baik nasional maupun internasional, akan mampu berkalborasi dengan para pengusaha nasional maupun global, untuk menggerakkan ekonomi umat menjadi mandiri dan sejahtera,” ucapnya kepada jurnalis di lokasi muktamar.
KH. As”ad juga akan bisa membawa NU kedepan berkontribusi terhadap perdamaian dunia, dan pada akhirnya NU tidak hanya menjadi maslakah bagi warga nahdhiyin tetapi NU ke depan akan bermaslakah terhadap Indonesia dan dunia.
Oleh karena itu Habib Salim Jindan berharap muktamar NU ke 34 bisa berjalan lancar, aman, teduh, mengutamakan Akhlakhul Kharimah, dan sekali lagi jangan sampai muktamar kali ini menjadi gaduh.
Selain itu Wakil Ketua PWNU DKI Jakarta ini juga berharap Muktamar ini bisa menghasilkan pemimpin yang mampu memandirikan umat dan bisa membawa organesasi terbesar di Indonesia ini bisa berkontribusi terhadap perdamaian dunia, tandasnya…(why/Tim).