Pungut SPP Terhadap Siswa Tidak Mampu, Kepsek SMK 04 Sebut Miskomunikasi

  • Bagikan

Papan nama SMK 04 Pangkalpinang ( Foto: Istimewa)

Pangkalpinang, Asatu Online– Terkait masalah pungutan SPP terhadap siswa tidak mampu oleh SMK 04 Pangkalpinang, Kepala Sekolah SMK 04 Zulkifli mengaku terjadi miskomunikasi antara pihak sekolah dan siswa tersebut.

Pengakuan itu dikatakan oleh Zulkifli Kepsek SMK 04 saat di konfirmasi awak Media Asatu Online melalui telepon Rabu ( 6/10/2021). Menurut Zulkifli permasalahan pungutan uang SPP itu terjadi miskomunikasi oleh pihak TU Sekolah yang tidak tahu bahwa siswa tersebut masuk jalur afirmasi.

“Permasalahan itu sudah selesai, itu miskomunikasi pihak TU Sekolah yang meminta uang SPP kepada siswa tersebut dan saya tidak tahu karena saat itu saya tidak masuk dikarenakan sakit,” ungkapnya.

Saat ditanya bagaimana untuk uang yang sudah dibayarkan siswa tersebut, Zulkifli mengatakan uang yang sudah dibayarkan silahkan di ambil lagi oleh Orang Tua Siswa atau yang mewakilkan dari pihak keluarga.

“Untuk uang SPP yang sudah dibayarkan silahkan nanti Orang Tua Siswa atau keluarga yang mewakilkan, ambil lagi uangnya ke sekolah,” imbuhnya.

Lanjut Zulkifli terkait permasalahan baju silahkan Orang Tua Siswa datang ke sekolah untuk kita diskusikan bagaimana jalan keluarnya nanti.

“Silahkan Orang Tua Siswa datang ke sekolah untuk kita diskusikan bagaimana jalan keluar untuk baju seragam, apakah bayar setengah atau bagaimana,” ujarnya.

Sementara itu menurut Mang Herman Saleh tetangga dari BP ( Anak yang dipermasalahkan), permasalahan SPP yang diminta pihak sekolah adalah merupakan unsur kesengejaan yang dilakukan sekolah SMK 04 Pangkalpinang dan kelihatannya Zulkifli mau menghindari dari masalah yang ditimbulkannya.

” Sewaktu awal masuk sekolah SMK 04 Pangkalpinang juga saya sudah menemui Zulkifli Kepala Sekolah SMK 04 Pangkalpinang dan saat itu sudah dijelaskan bahwa BP itu adalah Yatim, artinya Ayahnya sudah meninggal dunia dan Ibunya Lena sakit Diabet dan pernah mengalami kecelaan yang menyebabkan kaki Lena susah berjalan,” tuturnya kepada media Asatu Online di Sungailiat.

Lanjut Mang Herman, sewaktu ditemui di sekolah SMK 04 Pangkalpinang tempohari, Zulkifli menyanggupi membantu permasalahan BP ini dan waktu itu Zulkifli meminta dibuatkan Surat Keterangan Tidak Mampu dari Dinas Sosial.

“Saya pernah ke SMK 04 Pangkalpinang dan bertemu Zulkifli untuk mohon kebijakan terkait BP ini, saat itu Zulkifli sanggup membantu dan saya meminta SKTM dari Dinas Sosial, namun alangkah anehnya, SKTM itu tidak berlaku di SMK 04 Pangkalpinang dan Bagas tetap diminta SPP dan Baju Seragam tidak diserahkan,” kata Pria yang berprofesi sebagai jurnalis itu.

Kemudian masih kata Mang Herman, Zulkifli mengaku kepada Kepala Bidang ( Kabid) SMK Dinas Pendidikan Kepulauan Babel Syaiful bahwa sanggup mengakomodir permasalahan yang dialami BP, namun faktanya sampai saat ini belum ada tindakan apapun dari pihak SMK 04 Pangkalpinang.

“Dia bilang ke Kabid SMK, sudah diakomodir, namun hal itu belum dilakukan, anehnya lagi, Zulkifli masih tetap meminta Orang Tua anak itu ke sekolah, padahal Orang Tua yang laki – laki sudah meninggal dan yang perempuan sakit tidak bisa berjalan, ” ucapnya..(revan)

Loading

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *