Pangkalpinang, Asatuonline.id-Beredar informasi bahwa para Dokter dan Tenaga Kesehatan (Nakes) di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Bangka Belitung Ir Soekarno bakal mogok kerja, lantaran honornya para dokter dan nakes itu belum dibayar oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Selian itu Para Pekerja Harian Lepas (PHL) bakalan mundur karena gaji mereka sampai saat ini belum juga dibayar.
Kemudian pada Minggu Sore (11/7) kemarin dikabarkan bahwa persediaan Oxsigen di RSUD Ir Soekarno Provinsi Bangka Belitung telah habis sementara Pasein Covid-19 yang menjalani perawatan di RSUD Ir Soekarno Provinsi Bangka Belitung sedang banyak-banyaknya karena melonjaknya kasus Covid-19 di Provinsi Bangka Belitung.
Sementara itu pihak RSUD Ir Soekarno Provinsi Bangka Belitung membantah semua kabar tersebut. Melalui Ketua Komite Medik dr.Farhan Ali Rahman SP.AN.FIPM menyampaikan, untuk pernyataan dokter RSUD Provinsi Babel bakal mogok itu tidak benar sama sekali.
Selaku Ketua Komite Medik, atau koordinator seluruh dokter baik dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, dokter gigi spesialis dan dokter subspesialis di RS provinsi membantah hal itu.
“Komdik sebagai lembaga yang menaungi para dokter tidak pernah terbersit pikiran sedikitpun untuk hal itu, karena kasihan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terlebih di era pandemi ini. Alhamdulillah kami tidak pernah sekalipun berdemo atau bahkan mogok karena alasan tidak dibayar, tidak pernah,” jelasnya, Senin (12/7).
Ia menambahkan, “Kami hanya melakukan cara cara sesuai koridor aturan yang berlaku, misal audiensi, mengirimkan surat kepada pimpinan dan saling terbuka dalam diskusi dua arah. Alhamdulillah budaya dan modal sosial yang kondusif itu sudah berjalan baik selama Tiga periode direktur di RSUD provinsi Babel,’ tambahnya.
Kemudian mengenai Para PHL mundur pun itu tidak benar. Secara spesifik di Instalasi khusus Covid -19, dimana saya diamanahi sebagai kepala instalasi selalu menekankan kemanfaatan kepada masyarakat.
“Alhamdulillah mereka secara lisan pernah menyatakan sikap untuk terus lanjut dalam melayani pasien yang membutuhkan. Terkait gaji yang belum dibayarkan sedang dalam proses pengurusan. Kami selalu berkoordinasi dengan wadir umum dan keuangan. Informasi terupdate bahwa DPA sudah ditandatangan kadinkes provinsi, kepala bakuda dan sebentar lagi tinggal hari Senin (12 juli 2021) ini menunggu ditandatangani Sekda,” imbuhnya.
Selanjutnya, “didalamnya mencakup anggaran terkait gaji. Jadi pengurusan gaji oleh pihak manajemen terus berjalan. Dan kami sangat menghargai itu. Kami memahami ada beberapa kendala proses yang harus dilalui terlebih dahulu, misal terkait penyerahan aset gedung BNPB kepada Pempov yang menjadikan pengurusan turunan biaya atas itu tidak bisa. Namun selasa 6 Juli 2021, saya mendapat informasi telah dilakukan pertemuan pihak manajemen RS dengan ketua DPRD provinsi untuk mencari solusi dan alhamdulilah sudah selesai. Jadi pihak manajemenpun terus gigih ikhtiar mengurus gaji tersebut,” terang dr. Farhan Ali kembali.
Sementara terkait ketersediaan oksigen alhamdulillah tidak pernah terjadi stok habis. “Hingga hari ini pasokan oksigen kepada pasien yang membutuhkan terus berjalan. Kami memahami memang kebutuhan oksigen sangat besar, terutama pada pasien yang menggunakan modalitas alat oksigen HFNC, High Flow Nasal Canul, yang kadang memerlukan aliran/flow oksigen 80 liter per menit.” katanya.
“Kendala hanya pada ketidakstabilan tekanan saja jika menggunakan banyak alat bantu nafas secara bersamaan. Biasanya kami siasati dengan back up tabung oksigen selain dari oksigen sentral dari gedung. Dan alhamdulillah masih bisa ditanggulangi,” tutupnya..(**)