Molen Ingin LAM Pangkalpinang Punya Marwah

  • Bagikan

Pangkalpinang, Asatuonline.id– Walikota Pangkalpinang Maulan Aklil (Molen) berpesan agar Lembaga Adat Melayu (LAM) tetap fokus pada pekerjaannya serta harus memiliki potensi marwah yang berpengaruh di Kota Pangkalpinang.

Hal tersebut di sampaikan Molen dalam pidato dalam acara silaturahmi dam sosialisasi LAM bersama Budayawan, Seniman, pelaku budaya dan Penggiat Budaya Kota Pangkalpinang, di sekretariat LAM Destinasi Kota Pusaka Kampung Melayu Tua Tunu, Masjid Kayu,Sabtu (24/04)

” Saya minta LAM ini fokus dari pekerjaannya. Saya ingin LAM Kota Pangkalpinang ini, minimal hampir sama seperti Belitung. Belitung itu 47 dukun waktu saya kemarin kesana. 47 dukun ini sangat menentukan kebijakan-kebijakan di Belitung. Nah LAM di Pangkalpinang ini juga saya ingin punya potensi, punya marwah yang berpengaruh di Kota Pangkalpinang,” tutur Molen.

Sementara itu, Nur Muhamad selaku Sekretaris LAM mengatakan kepada awak media pesan dari Walikota Pangkalpinang adalah pesan istimewa untuk kemajuan Adat Melayu ke depan. Sebab walikota mengiginkan LAM bisa membawa Adat dan Budaya Melayu di kota pangkalpinang setelah 12 Tahun LAM ini di vakum di kota pangkalpinang.

“Perintah tegas dari pak Walikota bahawasanya Pengurus LAM harus Fokus dulu penguatan internal. Mempatenkan seragam dan tanda khusus serta pengelolaan kawasan wisata pusaka budaya melayu yang menjadi sekretariat, agar di ingat dan di kenal masyarakat kota Pangkalpinang. Berkali-kali pak walikota menyampaikan fokus, fokus, fokus,” ungkapnya.

“Mohon Doa nya kepada semua pihak,agar saya sebagai sekretaris di beri kekuatan mendampingi ketua untuk mewujudkan keinginan pak walikota,” pintanya.

Nur juga menggungkapkan LAM siap memberikan nama ruangan di gedung Kantor Walikota.

Apa yang di minta pak walikota terkait dengan pemberian nama ruangan-ruangan yang ada di Gedung kantor Walikota memang sudah menjadi tugas dari pada Lembaga Adat Melayu. Namun di karenakan LAM ini baru terbentuk semenjak vakum selama 12 tahun, maka hingga kini ruangan-ruangan yang ada di gedung pemkot tersebut belum ada nama yang sesuai dengan history melayu,” ungkapnya.(Htm)

Loading

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *